HARIAN DISWAY - Dunia jurnalistik perempuan Indonesia kehilangan salah satu sosok inspiratif, Irna Gustiawati.
Jurnalis senior itu mengembuskan nafas terakhirnya pada usia 50 tahun setelah berkarya selama 21 tahun.
Irna memulai kariernya dengan bergabung di Liputan6.com pada 2012 dan terus berkembang hingga dirinya menjadi Pemimpin Redaksi pada 2018, menggantikan Mohamad Teguh.
Sebagai pemimpin perempuan, Irna menorehkan pengaruh signifikan dalam ruang redaksi, dengan pendekatan yang penuh empati.
BACA JUGA:Jurnalis Senior Irna Gustiawati Meninggal Dunia, Ini Rekam Jejaknya di Dunia JurnalistikIrna tidak hanya dikenal karena kepemimpinan dan visi inovatifnya. Tetapi juga sebagai mentor bagi banyak jurnalis muda. Dia sosok yang tegas terutama dalam mengambil keputusan dan memberikan arahan.
Sebelum menjadi pimpinan redaksi, Istri Dhandy Laksono itu sempat memimpin di Kanal Bisnis Liputan6.com.
Irna mampu menampilkan tulisan dengan analisis tajam pada isu ekonomi. Juga mendorong perspektif yang lebih dalam pada isu-isu lingkungan dan sosial.
Dia pun menjadi panutan dalam merawat hubungan yang erat dengan para narasumber. Ya, Irna adalah sosok yang komunikatif dan terbuka dalam menyerap ide dan terus berinovasi. Mengajarkan untuk melihat peristiwa dari perspektif yang berbeda.
Kiprahnya sebagai jurnalis perempuan juga tercermin dalam keterlibatannya menjadi pengurus Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) DKI Jakarta sebagai majelis etik periode 2021-2024.
BACA JUGA:Tiga Jurnalis Jadi Korban Serangan Israel di Lebanon, Termasuk Staf TV Al-Mayadeen
Dalam setiap langkahnya, Irna tidak hanya membuktikan bahwa perempuan memiliki tempat strategis di dunia media. Tetapi juga meninggalkan warisan yang menginspirasi generasi jurnalis mendatang untuk lebih berani, inovatif, dan profesional.
*)Mahasiswa Magang Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Satu Tulungagung di Harian Disway