Tren F&B Series 2025 (2): Dari Plant-Based hingga Pengalaman Kuliner Imersif

Senin 04-11-2024,13:26 WIB
Oleh: Irra Chrisyanti Dewi*

Pengembangan menu yang menggabungkan bahan-bahan fermentasi lokal dengan cita rasa internasional dapat menciptakan daya tarik tersendiri, sekaligus mempromosikan makanan tradisional ke pasar global.

MAKANAN DAN MINUMAN FUNGSIONAL UNTUK KESEHATAN MENTAL

Kesehatan mental menjadi isu penting yang kian mendapat perhatian sehingga makanan berperan dalam mendukung keseimbangan mental dan emosional. 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan sehat dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Sebagai respons, bisnis F&B mulai memperkenalkan makanan dan minuman yang dirancang khusus untuk mendukung kesehatan mental. 

Contohnya, cokelat hitam kaya antioksidan, minuman herbal dengan adaptogen seperti ashwagandha dan ginseng, serta makanan yang mengandung asam lemak omega-3.

Konsumen makin tertarik pada produk yang tidak hanya memuaskan rasa lapar, tetapi juga memiliki manfaat terapeutik. Tahun 2025, produk yang berfokus pada kesehatan mental diharapkan mencakup bahan-bahan yang dapat menstabilkan mood dan meningkatkan fungsi kognitif. 

Di Indonesia, produk minuman herbal tradisional seperti wedang uwuh atau teh rosela dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan itu, dengan kemasan modern dan klaim kesehatan yang lebih spesifik.

KONSEP ZERO-WASTE DAN PENGGUNAAN BAHAN LOKAL

Keberlanjutan menjadi salah satu faktor utama dalam industri F&B. Konsep zero-waste, yang mengusung penggunaan bahan makanan secara maksimal tanpa menghasilkan limbah, makin populer. 

Banyak restoran di seluruh dunia yang kini berfokus pada menu yang memanfaatkan bahan makanan secara keseluruhan, termasuk bagian yang biasanya dibuang seperti kulit sayuran atau batang rempah.

Selain itu, penggunaan bahan lokal makin digemari. Konsumen kian peduli terhadap sumber bahan makanan dan dampak lingkungannya. Produk-produk yang diproduksi secara lokal tidak hanya lebih segar, tetapi juga memiliki jejak karbon yang lebih rendah. 

Di Indonesia, itu bisa berarti peningkatan penggunaan bahan makanan tradisional seperti singkong, ubi jalar, dan kelor dalam menu yang inovatif. Selain mendukung petani lokal, tren itu juga membantu melestarikan warisan kuliner Nusantara.

MENU GLOBAL DENGAN SENTUHAN LOKAL: ”GLOCALIZATION”

Glocalization” atau globalisasi dengan sentuhan lokal merupakan tren yang semakin kuat di industri kuliner. Penggabungan cita rasa internasional dengan bahan-bahan lokal memungkinkan terciptanya menu-menu baru yang unik dan relevan dengan selera konsumen. 

Tahun 2025, banyak restoran yang akan menggabungkan teknik memasak modern dengan bahan tradisional lokal untuk menciptakan pengalaman kuliner yang autentik, tetapi berbeda.

Contohnya, makanan seperti ”ramen Betawi” yang menggunakan kuah berbumbu rempah khas Indonesia atau ”pizza rendang” yang menggabungkan cita rasa Italia dengan daging bumbu rendang. 

Kategori :