HARIAN DISWAY - Salah satu perusahaan start-up, Atomo, merintis kopi alternatifnya. Rilisnya kopi alternatif tersebut diharapkan dapat merevolusi dunia kopi seduh. Selanjutnya nama Atomo digunakan untuk merek produk perusahaan tersebut.
Yakni yang berupa kopi bubuk tanpa biji. Perusahaan tersebut membuat kopi tanpa bijinya dengan menggunakan bahan-bahan nabati lainnya. Bahan-bahan tersebut antara lain biji kurma, ekstra biji bunga matahari, dan kacang polong.
Pengganti kopi tradisional biasanya memiliki reputasi yang cukup buruk di kalangan pecinta kopi. Kopi pengganti kopi tradisional ini dianggap tidak memiliki rasa kopi pada umumnya dan rendah kafein.
BACA JUGA: Unair Gelar Pelatihan Pengembangan Kopi Lokal di Lombok Tengah
Kopi tanpa biji ini diformulasikan agar dapat meniru salah satu minuman terpopuler di dunia. Produsen kopi tanpa biji beranggapan bahwa mereka menciptakan produknya karena faktor lingkungan.
Faktanya, menurut World Wide Fund For Nature atau Organisasi Dunia untuk Alam, budidaya kopi merupakan penyebab penggundulan hutan terbesar keenam. Dampaknya diperkirakan meluas seiring permintaan konsumen akan produk kopi.
BACA JUGA: Kopi Pawon Nusantara, Kopi Gerobak dengan Harga Terjangkau di Surabaya
Kopi tanpa biji menawarkan alternatif yang lebih murah dan lebih berkelanjutan terhadap kopi tradisional, membantu mengurangi tekanan pada pertanian kopi. Produk Atomo kini tersedia di lebih dari 70 kedai kopi di seluruh Amerika Serikat.
Termasuk di kota-kota besar seperti San Francisco. Kopi dibuat dengan bahan-bahan seperti biji kurma, millet, dan komponen nabati lainnya. Untuk kafeinnya bersumber dari teh tanpa kafein sehingga menghasilkan rasa yang mirip dengan kopi biasa.
Perusahaan lain kini juga tengah mengembangkan alternatif kopinya masing-masing. Tentu dengan bahan dan metode unik untuk menciptakan minuman bebas biji kopi. Beberapa perusahaan tengah mengeksplorasi kopi yang ditanam di laboratorium.
Kopi tanpa biji Atomo ini diformulasikan agar dapat meniru salah satu minuman terpopuler di dunia. Produsen kopi tanpa biji beranggapan bahwa mereka menciptakan produknya karena faktor lingkungan. --Atomo
BACA JUGA: Unair Gelar Pelatihan Pengembangan Kopi Lokal di Lombok Tengah
Kopi yang ditanam di laboratorium telah mengalami modifikasi. Sel tanaman kopi yang dibiakkan di laboratorium, menawarkan alternatif yang lebih langsung dan berpotensi untuk diproduksi dalam skala besar.
Sementara peralihan menuju praktik kopi berkelanjutan sedang berlangsung, tantangan tetap ada dalam mengurangi dampak lingkungan dari budidaya kopi tradisional. Meskipun ada kemajuan, industri kopi masih menghadapi masalah yang rumit.
Meskipun alternatif tanpa biji dapat membantu, alternatif tersebut kemungkinan besar bukanlah solusi yang sederhana atau universal. (*)
*) Mahasiswa magang dari UIN SATU Tulungagung Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam