HARIAN DISWAY - Hari Perencanaan Kota Sedunia, yang juga dikenal sebagai World Town Planning Day atau World Urbanism Day, diperingati setiap tanggal 8 November.
Perayaan ini menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perencanaan kota dalam menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Diprakarsai pada tahun 1949, Hari Perencanaan Kota Sedunia dirancang untuk mendukung perencanaan perkotaan yang bijak dan berkelanjutan sebagai tanggapan atas berbagai tantangan yang dihadapi kota-kota di seluruh dunia.
BACA JUGA: Semarak Festival Gemar Makan Ikan di Kota Pasuruan
Sejarah Peringatan Hari Perencanaan Kota Sedunia
Hari Perencanaan Kota Sedunia pertama kali digagas oleh seorang profesor perencanaan kota dari Argentina bernama Carlos Maria Della Paolera pada tahun 1949.
Della Paolera, yang juga merupakan pendiri Jurusan Perencanaan Kota pertama di Amerika Latin, memiliki visi besar mengenai pentingnya perencanaan perkotaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dia percaya bahwa kota yang terencana dengan baik akan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warganya, sekaligus menjaga keseimbangan dengan lingkungan.
BACA JUGA: Pjs Wali Kota Pasuruan Ingatkan Titik-Titik Rawan Korupsi
Melalui gagasan ini, Della Paolera ingin menciptakan kesadaran global tentang pentingnya perencanaan kota.
Dia juga berharap agar Hari Perencanaan Kota Sedunia menjadi kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antar negara dalam mengatasi tantangan perencanaan kota.
Berkat upayanya, Hari Perencanaan Kota Sedunia kini diperingati di lebih dari 30 negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, dan Indonesia.
BACA JUGA: 190 Atlet Kota Pasuruan Berangkat POPDA
Tujuan Hari Perencanaan Kota Dunia
Hari Perencanaan Kota Sedunia bertujuan untuk:
1. Meningkatkan Kesadaran Global: Membangun kesadaran di kalangan masyarakat, pemerintah, dan perencana kota tentang pentingnya perencanaan kota untuk menciptakan lingkungan yang sehat, efisien, dan inklusif.
2. Mendorong Kolaborasi: Mendorong kerjasama antar negara dalam menghadapi isu-isu perencanaan kota yang kompleks, seperti urbanisasi yang cepat, perubahan iklim, dan kemacetan lalu lintas.