HARIAN DISWAY – Pemerintah berencana untuk merelokasi warga yang tempat tinggalnya terdampak erupsi Gunung Lewotobo Laki-Laki pada Minggu, 3 November lalu.
Pemerintah saat ini tengah menyiapkan lokasi yang cocok. Hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto dalam Konferensi Pers Update Penanganan Darurat Bencana Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki, pada Kamis, 7 November 2024.
Opsi relokasi ini merupakan hasil kajian dari tinjauan Kepala BNPB bersama dengan Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Hadi Wijaya di Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur pada hari sebelumnya.
Desa ini terletak 4 km dari puncak Lewotobi Laki-laki. Diketahui dari jejak lontaran material vulkanik pada erupsi tanggal 4 November yang lalu, salah satunya menyisakan lubang dengan diameter 13 meter dengan kedalaman empat meter.
"Mendengar penjelasan dari Kepala Pusat PVMBG terkait lokasi terdampak erupsi, pengungsian ini diperkiraan akan berjalan lama, karena masyarakat di dalam radius 7 km ini tidak boleh kembali ke tempatnya masing-masing walaupun berada di luar zona bahaya," jelas Suharyanto.
Oleh karena itu, Suharyanto mendorong tim penanganan bencana erupsi Gunung api Lewotobi Laki-laki untuk memulai langkah rehabilitasi dan rekonstruksi tanpa menunggu masa tanggap darurat selesai.
Pada saat ini tim satgas penanganan erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki mulai melaksanakan pendataan terhadap masyarakat terdampak. Berjalan pararel dengan upaya pendataan tersebut juga dilakukan survei lokasi relokasi bersama dengan pihak pemerintah daerah setempat.
Kepala BNPB yang juga mantan Pangdam V/Brawijaya ini juga mengatakan bahwa warga terdampak yang saat ini tinggal di pos pengungsian, dapat mengajukan dana tunggu hunian untuk dipakai menyewa hunian sementara di luar pengungsian. Nilainya sebesar 500 ribu rupiah per bulan per keluarga.
"Kami targetkan pengerjaan relokasi ini bisa diselesaikan dalam enam bulan sehingga dana tunggu hunian yang diterima oleh warga sebesar tiga juta rupiah per Kepala Keluarga," jelas Suharyanto.
BACA JUGA:Gerak Cepat BRI Peduli Bantu Korban Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Terkait dengan hak aset milik masyarakat di wilayah terdampak kurang dari 7 km, Suharyanto mengatakan bahwa aset tersebut tetap akan menjadi milik masyarakat. Hal ini akan menjadi materi pada rapat tingkat menteri mendatang. Dalam upaya relokasi ini, Suharyanto menekankan yang dipindahkan adalah tempat tinggal masyarakat namun untuk aset seperti lahan peternakan dan pertanian masih dapat diolah oleh masyarakat.
"Kedepan, yang tidak boleh adalah masyarakat mendirikan lagi tempat tinggal di sana. Untuk kegiatan berkebun atau peternakan, masyarakat dihimbau untuk selalu meng-update informasi kondisi gunung dari PVMBG," tegas Suharyanto.