HARIAN DISWAY — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat sebesar 0,13 persen Senin, 11 November 2024, mencapai level Rp15.651 per dolar AS.
Penguatan itu meningkat dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada Jumat, 8 November 2024, yang berada di level Rp15.672 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyatakan bahwa penguatan rupiah di awal perdagangan ini dipengaruhi oleh keputusan bank sentral AS, atau The Fed.
Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC), The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5-4,75 persen.
"Rupiah dibuka menguat seiring dengan pemangkasan suku bunga The Fed dan penegasan sikap independen yang disampaikan oleh Chairman Fed, Jerome Powell," ujar Josua, dilansir dari Antara, Senin, 11 November 2024.
Dia menambahkan bahwa pernyataan dari Jerome Powell tersebut meningkatkan keyakinan investor dan mendukung sentimen risk-on di pasar keuangan global.
Namun, mayoritas mata uang di Asia cenderung melemah terhadap dolar AS. Beberapa mata uang yang mengalami penguatan antara lain won Korea yang naik 0,16 persen, yuan Tiongkok 0,08 persen, dan baht Thailand 0,05 persen.
Sementara itu, ringgit Malaysia melemah 0,43 persen, peso Filipina turun 0,39 persen, yen Jepang terdepresiasi 0,36 persen, dolar Taiwan melemah 0,28 persen, serta dolar Singapura dan dolar Hong Kong masing-masing turun 0,09 persen dan 0,01 persen.
Indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya melemah tipis sebesar 0,01 persen ke level 104,88.
Nilai tukar rupiah terhadap euro juga tercatat menguat 0,05 persen ke level Rp16.777, terhadap poundsterling Inggris naik 0,12 persen ke level Rp20.210, dan terhadap dolar Australia naik 0,15 persen ke level Rp10.294.
Josua memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah akan berada dalam kisaran Rp15.650 hingga Rp15.750 sepanjang perdagangan hari ini. (*)
*) Mahasiswa Magang Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Satu Tulungagung.