HARIAN DISWAY - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberikan penghargaan Sepuluh Nopember kepada Presiden Prabowo Subianto dalam puncak perayaan Dies Natalis ke-64.
Penghargaan tersebut diberikan karena Prabowo dianggap memberi kontribusi serta berdampak luar biasa bagi bangsa dan negara.
Penyerahan penghargaan tertinggi dari ITS tersebut dilakukan secara simbolis oleh Rektor ITS Prof Bambang Pramujati di Graha Sepuluh Nopember ITS, Senin, 11 November 2024. Mengingat saat ini Presiden Prabowo masih sedang melakukan lawatan kenegaraan ke sejumlah negara.
BACA JUGA:Risma dan Eri Cahyadi Terima Penghargaan Prestisius dari ITS Surabaya
Puncak acara diwarnai dengan orasi ilmiah virtual dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro, serta laporan komitmen ITS terhadap pembangunan nasional dan inovasi berkelanjutan.
Sebelumnya, penghargaan serupa juga pernah diberikan kepada sejumlah tokoh penting nasional.
Di antaranya adalah mantan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan Wakil Presiden RI H Jusuf Kalla, mantan Menteri Lingkungan Hidup RI Prof H Emil Salim, dan beberapa tokoh penting lainnya.
BACA JUGA:Dosen ITS Sri Fatmawati Masuk Daftar 100 Ilmuwan Terbaik Asia 2024
Pada kesempatan ini, Presiden Prabowo melalui Satryo, menyampaikan orasi ilmiah secara virtual.
Dalam orasinya, Satryo menekankan peran strategis perguruan tinggi dalam mendukung lima target utama pembangunan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo.
Target tersebut meliputi pengurangan kemiskinan, swasembada pangan dan energi, penyaluran subsidi secara tepat melalui teknologi digital, serta hilirisasi komoditas untuk menguatkan ekonomi nasional.
BACA JUGA:Mahasiswa ITS Ini Sulap Limbah Filter Rokok Jadi Bahan Modifikasi Aspal
Perguruan tinggi, menurut Satryo, diharapkan tidak hanya menghasilkan lulusan yang kompeten, tetapi juga berperan aktif dalam reformasi sosial-ekologis dan ekonomi yang diperlukan di Indonesia.
Dalam menjalankan peran tersebut, lanjut Satryo, perguruan tinggi didorong untuk fokus pada penciptaan pengetahuan dan inovasi.
“Tentunya melalui riset interdisipliner yang mampu memecahkan masalah nyata di masyarakat,” tambah Guru Besar Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.