Dosen ITS Sri Fatmawati Masuk Daftar 100 Ilmuwan Terbaik Asia 2024
Sri Fatmawati (kiri) bersama sang suami Prof Adi Setyo Purnomo SSi MSc PhD saat melakukan penelitian di salah satu laboratorium di Kyushu University, Jepang.-Humas ITS-
HARIAN DISWAY - Sri Fatmawati, dosen Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), sukses meraih prestasi luar biasa dengan terpilih sebagai salah satu dari 100 ilmuwan terbaik di Asia 2024 menurut Asian Scientist Magazine.
Berkat riset inovatifnya di bidang kimia bahan alam dan medisinal, Fatma tidak hanya mengharumkan nama ITS, tetapi juga mengangkat citra Indonesia di kancah internasional.
Dalam perjalanan penelitiannya yang konsisten, dia memberikan kontribusi signifikan terhadap pemanfaatan tanaman endemik sebagai obat herbal. Bahkan, juga mempromosikan keberlanjutan dan pelestarian biodiversitas.
BACA JUGA:Mahasiswa ITS Ini Sulap Limbah Filter Rokok Jadi Bahan Modifikasi Aspal
Dengan lebih dari 30 penghargaan internasional dan inisiatif produk seperti ITS Djamoe, Fatma menunjukkan bahwa sains dan tradisi dapat bersinergi demi kesejahteraan masyarakat.
Anda sudah tahu, sejak 2016, Asian Scientist Magazine menerbitkan daftar tahunan yang dikenal sebagai The Asian Scientist 100.
Daftar itu menampilkan 100 peneliti, ilmuwan, dan inovator terkemuka di Asia. Tentu mencakup individu-individu yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam sains, teknologi, dan keilmuan.
Berbasis di Singapura, para penerima penghargaan ini dinilai berdasarkan pengakuan ilmiah yang diperoleh baik di tingkat nasional maupun internasional, serta inovasi yang membawa dampak besar bagi masyarakat.
BACA JUGA: Akademisi ITS Curhat ke Menteri PAN-RB, Sulitnya Raih Profesor Desain
Fatma berhasil menjadi salah satu ilmuwan asal Indonesia yang mendapat kehormatan untuk masuk ke dalam daftar bergengsi ini.
Dia mengungkapkan bahwa risetnya yang konsisten dan kontribusinya yang nyata kepada masyarakat merupakan kunci pencapaian ini.
“Sejak awal, perjalanan riset saya di bidang kimia bahan alam tidak pernah terputus,” ujarnya.
Wakil Kepala Pusat Penelitian Agri-pangan dan Bioteknologi (PPA-B) ITS itu menjelaskan bahwa penelitiannya berfokus pada analisis potensi medis dari tanaman endemik Indonesia, terutama yang digunakan sebagai obat herbal.
BACA JUGA: Gempa Megathrust Ancam Wilayah Indonesia, Pakar Geologi ITS Beri Saran Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: