HARIAN DISWAY – Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan tekadnya untuk menekan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 5.000 per dolar dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun ke depan.
Salah satu langkah strategis yang akan diambil oleh pemerintah untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menggenjot hilirisasi pada enam komoditas pertanian strategis. Tentang hal itu Menteri Pertanian Amran Sulaiman merespons.
Bahwa ada enam komoditas yang diprioritaskan dalam program hilirisasi adalah kelapa, cengkeh, sawit, lada, kakao, dan kopi. Komoditas ini dipilih karena memiliki potensi besar untuk dikembangkan, baik dari segi produksi maupun ekspor.
BACA JUGA: BRICS Dorong Pembentukan Mata Uang Alternatif: Upaya Mengurangi Dominasi Dolar AS
Amran menambahkan bahwa Indonesia memiliki peluang ekspor yang sangat besar dari keenam komoditas tersebut, yang diperkirakan dapat mencapai Rp 600 triliun. Melalui hilirisasi, diharapkan ada nilai tambah minimal 20 kali lipat.
Sehingga total ekspor produk hilirisasi dari enam komoditas ini bisa mencapai Rp 12 ribu triliun, Nilai tambah yang tinggi ini diharapkan memperkuat posisi rupiah terhadap dolar dengan tujuan menurunkan nilai tukar dolar AS hingga Rp 5.000 per US.
Selama ini, produk-produk pertanian Indonesia banyak yang diekspor dalam bentuk mentah dan diolah di negara lain, sehingga nilai tambahnya lebih banyak dinikmati oleh negara tujuan ekspor. Amran memberikan contoh komoditas kakao dan mete.
BACA JUGA: Nilai Rupiah Hampir Tembus Rp 16.300 per Dolar AS, Jokowi Hanya Bilang Begini
Keduanya diekspor dalam bentuk mentah, namun setelah diolah menjadi produk seperti cokelat, harganya melonjak tajam. Sebagai contoh, harga kakao mentah yang diekspor hanya sekitar Rp 26.000 per kilogram.
Nilai tukar rupiah dinyatakan menguat terhadap dolar AS, pada Senin, 11 November 2024. --Bank Indonesia
Namun, setelah diolah menjadi produk cokelat, harganya mencapai Rp 1 juta per kilogram. “Sehingga nilai tambahnya 3.800 persen atau 38 kali lipat," ujarnya. Untuk mendukung hal ini, pemerintah berencana meningkatkan produktivitas pertanian.
Khususnya di dalam negeri. Di Jawa, akan dilakukan intensifikasi lahan untuk meningkatkan hasil pertanian, sementara di luar Jawa, pemerintah akan fokus pada ekstensifikasi lahan. Menurut Amran itu sesuai dengan perintah presiden.
BACA JUGA: Dolar Melambung Akibat Perang, Ini Strategi Erick Thohir untuk BUMN
"Bapak Presiden perintahkan kepada kami untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu secepat-cepatnya, sesingkat-singkatnya," tambah Amran. Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan.
Bahwa hilirisasi komoditas sawit menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk mencapai kemandirian energi. Pemerintah berencana meningkatkan campuran biodiesel dalam minyak solar dari saat ini.