Selo Bonang Argopuro, Jember, Pesona Batu Bernyanyi Warisan Megalitikum

Jumat 15-11-2024,09:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Jember menyimpan berbagai destinasi wisata menarik. Salah satunya adalah Selo Bonang Argopuro, Jember. Di situ terdapat batu bernyanyi. Aiptu Hadi Poernomo yang menemukan dan mengembangkan lokasi yang dipercaya bagian dari peradaban Megalitikum.

Batu-batu disusun berbentuk meja. Sisi panjang di atas, ditopang dengan dua batu kecil di sisi kiri dan kanan. Memanjang. Tempat duduknya pun dari batu. Uniknya, semua batu dapat berbunyi jika dipukul. Nyaring. Seperti perangkat gamelan. 

Batu-batu itu disusun di Nara Garden, taman publik yang didirikan oleh Aiptu Hadi Poernomo, salah seorang anggota kepolisian dari Polsek Patrang, Jember. "Batu-batu ini saya datangkan dari wisata Selo Bonang Argopuro di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Jember. Tempat itu adalah bagian dari situs Megalitikum Arjasa," ungkapnya.

BACA JUGA:15 Air Terjun di Bali yang Cocok Dikunjungi saat Akhir Tahun


Aiptu Hadi Poernomo, penggagas wisata Selo Bonang Argopuro, Jember.-Guruh DN-HARIAN DISWAY

Dari Nara Garden yang berada di Kecamatan Patrang, pada 12 November 2024, Aiptu Hadi mengajak Harian Disway ke wisata Selo Bonang. Jaraknya sekitar 9 kilometer. Penandanya adalah gapura bertuliskan: Situs Megalitikum Arjasa. Aksesnya menanjak. Terus naik, menyusuri bukit-bukit lereng Argopuro. 

Sawah-sawah dan pepohonan hijau di kiri-kanan. Menjelang sampai, Aiptu Hadi dan istrinya meletakkan kendaraannya di tanah lapang berumput. Kemudian naik ke lokasi dengan berjalan kaki. 

Tebing dengan sulur-sulur tanaman pakis, tanah berumput dengan bunga-bunga kecil berwarna kuning. "Ini bunganya tanaman kacang-kacangan. Akar dari tanaman-tanaman ini mampu menjaga tanah agar tidak longsor," ungkapnya. 

BACA JUGA:7 Rekomendasi Gunung yang Cocok untuk Pendaki Pemula di Jawa Timur

Ia lalu menuju sudut dengan bagian batu bertumpuk. Aiptu Hadi dan warga setempat yang membangun susunan itu. Tanpa semen, tanpa perekat apa pun. "Ini batu yang pertama kali disusun oleh warga," ungkapnya, sembari memegang tumpukan batu yang ada di tepi jalan menurun, dengan beberapa anak tangga dari batu pula.

Tempat itu didapat Hadi sejak 2016. Ia mulai melakukan pembangunan pada 2018. Awalnya, istrinya geregetan karena suaminya membeli lahan di lokasi yang cukup terpencil itu. "Saya dimarahi habis-habisan karena beli tanah di tempat seperti ini. Tapi saya yakin. Apalagi sudah dinasihati oleh mendiang kakek saya," ungkapnya, kemudian tertawa.

Mendiang kakek Hadi itulah yang menyarankan Hadi untuk menggali tempat itu. Sebab, kakeknya dapat merasakan bahwa lahan itu memiliki keistimewaan. "Saya disuruh menggali tanah. Betul saja, kemudian saya menemukan batu-batu bernyanyi itu," ujar pria 48 tahun itu.


Dua pengunjung wisata Selo Bonang Argopuro. Di depan mereka adalah batu bernyanyi. Jika dipukul bisa berbunyi.-Hadi Poernomo-

BACA JUGA:5 Rekomendasi Lokasi Kemping dengan Fasilitas Lengkap di Jawa Timur

Keunikan batu itu baru disadari setelah Hadi meletakkan sebongkah batu di salah satu sudut lokasi tersebut. "Waktu saya taruh di tanah, ada bunyinya. Seperti bunyi gamelan. Kakek saya pula yang menyarankan wisata ini dinamakan Selo Bonang," kenangnya.

Seperti di Nara Garden, di situ lebih banyak didapati batu-batu yang ditata seperti meja. Semua bisa dipukul dan berbunyi. Bahkan tempat duduknya yang juga batu pun bisa dibunyikan.

Kategori :