SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jawa Timur menghadapi ancaman serius akibat cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat hingga Oktober 2024, tercatat 308 kejadian bencana, seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung, yang melanda berbagai wilayah di Jatim.
Potensi cuaca ekstrem yang terjadi akibat gelombang ekuatorial Rossby itu berisiko meluas dan mengancam keselamatan warga, terutama di daerah dengan topografi curam.
BPBD Jawa Timur sudah melakukan berbagai upaya mitigasi, seperti membersihkan sungai dan menyediakan peralatan kebencanaan di kabupaten/kota terdampak.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Jatim hingga 22 November: Potensi Puting Beliung di Madiun dan Longsor Kota Batu
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto mengungkapkan bahwa seluruh daerah telah dilengkapi dengan logistik bencana dan siap tanggap darurat.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi arahan yang diberikan untuk menghindari risiko bencana yang lebih besar.
BMKG Kelas I Juanda juga mengeluarkan peringatan kewaspadaan terkait cuaca ekstrem yang meliputi hujan lebat, petir, angin kencang, hingga puting beliung.
Masyarakat diminta untuk memperhatikan faktor keselamatan pribadi dan segera mencari tempat yang aman jika terjadi bencana.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Jawa Timur Berlangsung Sepekan ke Depan, Ini 29 Daerah yang Terdampak!
"Berdasar data Pusdalops BPBD, data kejadian bencana hingga Oktober lalu telah mencapai 308 kejadian. Dari jumlah itu mayoritasnya masih didominasi angin kencang," kata Kepala Pelaksana Badan Jatim Gatot Soebroto, Minggu, 17 November 2024.
Gatot menjelaskan, bencana hidrometeorologi telah terjadi di wilayah Batu, Pasuruan, dan Nganjuk yang terkena angin puting beliung, pada Oktober 2024.
BACA JUGA:Tokoh Madura Kota Malang Dukung Risma-Gus Hans di Pilkada Jatim 2024
BACA JUGA:Mitigasi Gangguan Eksternal, PLN Pastikan Listrik Aman Saat Pilkada
Di Batu, longsor terjadi di beberapa titik. Hujan lebat juga mengakibatkan Jembatan Munjungan di Kabupaten Trenggalek putus.