SURABAYA, HARIAN DISWAY - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah memetakan sejumlah daerah rawan bencana di Jawa Timur saat memasuki musim hujan.
Sebagaimana diketahui, di wilayah Jawa Timur saat ini telah memasuki masa pancaroba, atau peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan.
Di sisi lain, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda telah mengeluarkan peringatan kewaspadaan cuaca ekstrem untuk wilayah Jawa Timur selama periode 16-22 November 2024.
Penyebab utama terjadinya cuaca ekstrem ini adalah gangguan atmosfer gelombang ekuatorial Rossby yang melintasi wilayah Jawa Timur.
Gelombang ini bergerak ke arah barat di sekitar kawasan ekuator dan dapat mendukung pertumbuhan awan hujan di daerah yang dilewatinya.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto menyebut sejumlah saerah yang berpotensi mengalami bencana hidrometeorologi pada musim hujan.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Jawa Timur Berlangsung Sepekan ke Depan, Ini 29 Daerah yang Terdampak!
BACA JUGA:Pasca Cuaca Buruk, Operasional Kereta Cepat Whoosh Kembali Normal
Potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem ini meliputi hujan lebat, banjir, tanah longsor, petir, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.
Adapun wilayah yang berpotensi mengalami banjir dan angin puting beliung meliputi Pasuruan, Sampang, Bangkalan, Lamongan, Nganjuk, dan Mojokerto.
"Di Madiun berpotensi terkena angin puting beliung dan Kota Batu berpotensi longsor," kata Gatot.
"Kami sudah meminta teman-teman BPBD untuk fokus dan melihat kondisi di lapangan. Agar bisa diantisipasi sedini mungkin, sehingga bisa dihadapi apabila potensi itu terjadi," tutur Gatot.
Selain itu, Gatot juga meminta pemerintah kabupaten/kota di Jatim untuk mengecek infrastruktur yang berpotensi menimbulkan bencana.
Salah satunya seperti kekuatan tanggul maupun tangkis di bibir sungai. Pengecekan ini bisa dilakukan mengingat intensitas curah hujan pada November belum tinggi, meski di bebeapa daerah sudah mulai turun hujan, bahkan ada yang sejak September lalu.
"Kami minta untuk melakukan pengecekan tanggul yang retak dan potensi jebol," kata dia.