Keriuhan mewarnai proses evakuasi ini. Soedji mengawasi betul proses tersebut hingga 20 November 1945. Soetopo beserta keluarga adalah penumpang terakhir evakuasi itu.
Tepat 20 November 1945 pukul 02.00 dini hari, Kereta Api Terakhir dari Surabaya diberangkatkan dari Stasiun Gubeng.
Peluit panjang kereta menandakan suatu perpisahan yang memilukan. Kereta api yang berisi korban pertempuran diberangkatkan.
Ada kebanggaan namun juga diliputi kesedihan. Lambaian tangan Soedji melepas rombongan terakhir itu.
Executive Vice President KAI Daop 8 Surabaya Wisnu Pramudyo, berharap, disuguhkannya teatrikal "Kereta Api Terakhir Surabaya" ini untuk menyampaikan pesan moral kepahlawanan para pejuang Kota Surabaya.
Khususnya kepada calon pelanggan yang saat ini didominasi oleh Generasi Milenial maupun Gen-Z.
"Kereta Api Terakhir Surabaya bukan hanya drama sejarah, tetapi juga sebuah refleksi tentang keberanian, solidaritas, dan perjalanan para Pejuang dari Kota Surabaya dalam menghadapi ketidakpastian dan kesulitan," tutur Wisnu. (*)