Pukau Warga dengan Kisah Perjuangan Pelajar, Teatrikal Palagan Gunungsari Tutup JCC dan Festival Peneleh 2024

Pukau Warga dengan Kisah Perjuangan Pelajar, Teatrikal Palagan Gunungsari Tutup JCC dan Festival Peneleh 2024

Tangis haru orang tua Tentara Pelajar yang kalah melawan Tentara Inggris dalam Teatrikal Palagan Gunungsari di Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu malam, 7 Juli 2024.-Sahirol Layeli/Harian Disway-

Java Coffee Culture (JCC) dan Festival Peneleh 2024 membuat Jalan Tunjungan begitu ramai. Perhelatan akbar persembahan Bank Indonesia KPw Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya itu pun menyuguhkan banyak acara menarik.

—-

Wajar saja ribuan warga Surabaya sehari penuh memadati Jalan Tunjungan, Minggu, 7 Juli 2024. Gelaran kali ini bertajuk Sinergi dalam Secangkir Kopi, Pengupas Potensi Ekonomi dan Harmoni Bangsa.

Acara semakin menarik pada malam hari. Teatrikal Palagan Gunungsari berhasil memikat ribuan warga. Sejak pukul 6 petang, warga Kota Pahlawan sudah memenuhi area di depan Gedung Siola dan Hotel DoubleTree by Hilton.

Di situlah pertunjukkan teatrikal digelar tepat pukul 19.30 malam. Dari belakang pagar pembatas, warga kompak berseru saat para aktor menyapa mereka begitu memasuki area pertunjukkan.

BACA JUGA:Kemeriahan JCC Fun Walk, Banyak Games Seru Dihadirkan!

BACA JUGA:JCC dan Festival Peneleh Kembali Digelar, Siap Bawa Kampung Peneleh Mendunia


Komplotan Tentara Inggris mengendarai motor sambil menembak pasukan Tentara Pelajar di depan Gedung Siola. D: Semangat Tentara Pelajar memekikkan slogan “Merdeka atau Mati!” sebelum melawan Tentara Inggris.-Sahirol Layeli/Harian Disway-

Teatrikal dibuka dengan dentuman. Kemudian satu persatu aktor yang berpakaian ala pejuang masuk, membawa senapan di tangannya. Tepuk tangan terdengar begitu meriah.

"Pelajar dalam usia yang paling muda, mereka memegang pena, juga senapan. Merdeka atau Mati!!", seru seorang orator dengan nada yang lantang dan sorot matanya yang tajam.

Humas Begandring Surabaya Reang Kajeng Jati mengatakan, teatrikal itu bercerita tentang sejarah pertempuran Tentara Pelajar yang gugur di Perbukitan Gunungsari.

Sebagaimana diketahui, pada 28 November 1945, lima Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang biasa dikenal dengan Mastrip, gugur dalam pertempuran mempertahankan Gunungsari dari serangan tentara Inggris. 

BACA JUGA:Narasi dari Balik Kampung Kota Peneleh, Surabaya

BACA JUGA:Kolaborasi Internasional dan Untag: Membuka Lembaran Baru Makam Peneleh Surabaya


Semangat Tentara Pelajar memekikkan slogan “Merdeka atau Mati!” sebelum melawan Tentara Inggris.-Sahirol Layeli/Harian Disway-

Mereka adalah Soetojo, Samsoedin, Soewondo, Soewardjo, dan satu orang belum ditemukan. Lantaran kekuatan yang tidak seimbang, pasukan itu terpaksa mundur dan meninggalkan Kota Surabaya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: