"Contoh, di tempat kerja saya masih menggunakan formulir-formulir kertas. Tetapi menurut saya, pengisian formulir akan lebih efisien jika menggunakan platform digital. Yang harus dilakukan adalah memberi contoh," ucap dua. Nah, kalau terbukti barulah kemudian perusahaan bisa memperluas pengaruhnya.
Farah juga menekankan bahwa penyampaian tersebut wajib dibarengi dengan pola komunikasi yang baik. Karena menurut dia, komunikasi adalah kunci untuk membangun relasi. Sehingga di depannya saat mereka kesulitan, Gen Z bisa punya teman yang bisa membantunya.
Terakhir, Farah juga meminta Gen Z supaya menyelami pekerjaan dengan serius. Dia menganggap kutu loncat itu boleh, hanya saja perlu diperhatikan rentangan waktunya. "Kalau masih 3 atau 6 bulan saya pikir jangan. Karena kalian hanya mempelajari dasar-dasarnya. Minimal 1 sampai 2 tahun baru loncat,’’ ungkap dia. (*)