SURABAYA, HARIAN DISWAY – Pengembangan Karir dan Alumni Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (PKA Untag Surabaya) mengadakan seminar daring bertajuk Industrial Insight: Get Rid of Bad Rumors About Gen Z in The Workplace, Minggu,17 November 2024. Dipandu oleh Pricilla Rosdinata dan diisi oleh HR Expert, Farah Almas Riyanti.
Seminar itu adalah sebuah program baru yang digagas oleh PKA Untag Surabaya. Yang disasar adalah mahasiswa agar memahami pola dunia kerja. Cilla, panggilan akrab Priscilla, mencetuskan bahwa Gen Z selalu dilekatkan oleh stigma-stigma. Namun, apakah benar stigma itu benar adanya?
Farah menjawab. Tidak langsung menjurus pada Gen Z, Farah menjelaskan bagaimana latar belakang pembagian generasi tersebut. Konsep pengelompokan generasi dimulai dari studi sosiologi dan demografi untuk memahami perubahan sosial berdasar pola perilaku dan nilai-nilai setiap kelompok usia.
"Nah, setiap generasi punya keunikannya masing-masing karena tiap jaman punya problemanya tersendiri," jelas dia.
BACA JUGA:Himanata Untag Surabaya Hadirkan 5 Pojok Literasi untuk Anak
BACA JUGA:PPK Ormawa Untag Surabaya Dukung UMKM Dukuh Menanggal
Sehingga dia selalu membagi diri saat menghadapi permasalahan tiap person. Dari situ ,Farah menjelaskan bahwa Gen Z juga punya cara hidup yang unik juga. Sehingga tidak bisa semua menyalahkan cara bersikap Gen Z.
Kini secara tren bahwa Gen Z sering meminta keadilan, membangkang, dan kutu loncat. Misalnya jika ada tawaran yang lebih menguntungkan, mereka rela melepas pekerjaan. Padahal kurun waktu mereka bekerja hanya 3 sampai 6 bulan saja.
Tangkap layar peserta seminar daring bertajuk Industrial Insight: Get Rid of Bad Rumors About Gen Z in The Workplace, Minggu,17 November 2024.-tangkap layar-
"Tentu awalnya cukup gregetan saat lihat Gen Z seperti itu. Tetapi, kini saya lebih tahu bagaimana cara menghadapi Gen Z," lanjut Farah. Dengan berbagai stigma yang melekat itu, ada pertanyaan yang dilayangkan oleh Farah ke peserta: lalu apa yang salah dengan Gen Z?
Ramailah di kolom komentar tentang jawaban-jawaban kesalahan Gen Z. Misalnya, Gen Z lemah, menganggur, pembangkang, dan banyak lagi. Akhirnya Farah menunjukkan layar yang berisi ajakan untuk berhenti menghakimi Gen Z. Tingkah laku unik mereka seharusnya bisa diarahkan sebagai kekuatan pendorong lain.
BACA JUGA:Rektor Untag Surabaya Prof Nugroho Raih Academic Leader 2024
"Misalnya saja tentang blak-blakan. Hal tersebut tidak selamanya buruk. Malah sangat baik, karena mereka bisa mengungkapkan kendala yang dirasakan," ucap Farah. Lalu sikap idealis serta selalu ingin instan itu boleh, tetapi dia meminta mereka untuk menganalisis keadaan perusahaan terlebih dulu.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia masih banyak yang konvensional. Sehingga sistem kerja yang terbentuk masih menggunakan kaidah-kaidah tradisional. Kalau memang Gen Z ingin merombak sistem tersebut, maka Farah menyarankan mereka untuk mengikisnya secara perlahan.