HARIAN DISWAY, SURABAYA - Anggota Komisi X DPR RI Lita Machfud Arifin mendalami pengembangan olahraga dengan mendatangi Persebaya Future Lab, Kamis 21 November 2024. Lita mengaku banyak mendapatkan masukan berharga dari pimpinan Persebaya Future Lab, Ganesha Putra.
Nama Lita sempat viral karena ia dibully usai rapat antara Komisi X, Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta PSSI. Rapat itu membahas soal pengesahan naturalisasi pemain sepak bola Kevin Diks.
Dalam rapat itu Lita sebenarnya mempertanyakan kusak-kusuk yang terjadi di masyarakat mengenai biaya yang keluar dari proses naturalisasi, atau pemanggilan diaspora tersebut. Selama ini memang berkembang isu di masyarakat bahwa pemanggilan diaspora itu berbiaya. Ada kompensasi yang diberikan pada pemain bersangkutan dan nilainya cukup fantastis.
Saat rapat itu Lita juga menekankan bahwa pemerintah dan PSSI perlu memperhatikan dan memberikan porsi yang sama pada pengembangan usia dini di sepak bola, selain menjalankan program naturalisasi.
Lita menekankan hal tersebut karena sebagai orang Surabaya ia banyak belajar dari apa yang dilakukan Persebaya di sepak bola dan DBL Indonesia di cabang olahraga basket.
Nah, ketika mengikuti agenda kunjungan kerja (kunker) ke Surabaya, Lita pun mampir ke Persebaya Future Lab. Ia ingin melihat langsung bagaimana divisi baru di Persebaya itu dijalankan. Kebetulan Kamis pagi, Persebaya Future Lab punya agenda latihan di Lapangan ABC Gelora Bung Tomo (GBT).
BACA JUGA:Ganesha Putera dan Misi Mulia Persebaya Future Lab
Lita ditemui langsung oleh pimpinan Persebaya Future Lab, Ganesha Putra. Ia banyak mendapatkan penjelasan dari Ganesha tentang bagaimana seharusnya pengembangan olahraga dilakukan.
Ganesha menekankan bahwa pengembangan olahraga harus berfokus pada pengembangan manusianya.
"Pengembangan olahraga tidak sekadar berfokus pada prestasi, tapi harus diawali dengan memperbanyak partisipasi. Mengajak dan menghadirkan sebanyak mungkin orang untuk terlibat dalam sebuah olahraga,” kata Ganesha.
Partisipasi itu disiapkan lewat sebuah kompetisi yang konsisten. Bisa digelar melibatkan sekolah-sekolah.
"Ketika kolam partisipasinya terus diperluas, maka kesempatan menemukan talenta terbaik itu makin besar. Talenta-talenta itu juga dengan sendirinya terpacu untuk kompetitif karena saingannya banyak," ujar Ganesha.
Dengan menciptakan partisipasi lewat sebuah kompetisi yang konsisten, prestasi akan dengan sendirinya mengikuti. Tentu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan-Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Federasi harus sejalan dengan konsep itu.
Ganesha mengatakan, ketika partisipasi untuk usia dini diperluas, maka akan banyak anak-anak yang aktif berolahraga.
"Ketika mereka akhirnya tidak menjadi atlet, mereka tetap akan jadi orang yang produktif di berbagai profesi," jelasnya.