USA Today mengutip pendapat Ed Coambs, terapis keuangan yang tinggal di Charlotte, North Carolina, AS. Ia mantan presiden Financial Therapy Association, penulis buku The Healthy Love & Money Way. Mengatakan begini:
”Pada intinya, perselingkuhan finansial adalah pelanggaran kepercayaan tentang apa yang Anda lakukan atau tidak lakukan, terkait uang.”
Dilanjut: ”Ketika kita berselingkuh secara finansial, kita melakukannya karena kita mencoba melindungi diri kita sendiri dari rasa sakit hati atas mereka yang membikin kita tidak nyaman, jika seandainya kita jujur.”
Perselingkuhan finansial bukan cuma dilakukan antar pasangan asmara. Melainkan, juga antarsaudara, orang tua-anak, mitra bisnis, teman, atau orang dekat lainnya. Peselingkuh finansial tidak cuma menipu orang lain, tetapi juga merusak integritas diri. Sebab, cepat atau lambat kecurangan itu bakal ketahuan.
Coambs: ”Ketika kita takut dikritik atau dipermalukan, atau takut dengan penilaian orang atas apa yang kita lakukan dengan uang, kita cenderung mulai menyembunyikan apa yang kita lakukan.”
Berdasar riset National Endowment for Financial Education terhadap warga AS tahun 2021, ditemukan bahwa dua dari lima (43 persen) orang AS dalam suatu hubungan mengaku telah melakukan beberapa tindakan penipuan finansial.
Dari jumlah itu, sekitar 85 persen responden menyatakan bahwa ketidakbijaksanaan itu memengaruhi hubungan saat ini dan masa lalu mereka.
Coambs yang sehari-hari berpraktik sebagai penasihat keuangan pasangan asmara ternyata pernah jadi pengkhianat finansial terhadap istrinya, Ann, yang pebisnis. Pengalaman pribadinya.
Diceritakan, dulu Coambs dan Ann sudah sepakat akan menggunakan kartu kredit untuk memulai bisnis terapinya. Jumlah yang disepakati sekitar USD 10.000.
Namun, membangun bisnis tersebut ternyata lebih sulit daripada yang dikalkulasi Coambs. Dana tersebut kurang. Lantas, ia berutang ke bank tanpa memberi tahu Ann. Sebab, Coambs malu, kalah saing dengan bisnis Ann yang berkembang baik.
Coambs: ”Akhirnya itu terungkap. Istri saya benar-benar kecewa. Dia frustrasi. Tentu saja dia kemudian ikut terbebani tanggung jawab utang saya itu. Kejadian itu menyebabkan beberapa percakapan kami yang sangat sulit. Jadi, pengkhianat finansial pasti ketahuan, cepat atau lambat.”
Ketahuan pasangan. Sebab, alur uang masuk dan keluar pasti diketahui pasangan. Mungkin awalnya pasangan mendapati tidak sinkron antara uang masuk dan keluar. Hidup dengan pasangan serumah dan bersama terus-menerus membuat pasangan pasti tahu hal yang tidak sinkron. Dari situ pasangan bakal melacak lebih jauh. Akhirnya ketahuan.
Untung, Coambs kemudian mengakui bersalah. Setelah ketahuan. Tidak mengulangi. Orang selingkuh finansial biasanya mengulangi perbuatannya setelah ketahuan. Tapi, kasus Coambs kelihatan, perselingkuhannya akibat khawatir jatuh gengsi dari istrinya. Bukan sengaja menipu.
Di kasus Jalan Ngaglik, berdasar hasil penyelidikan polisi, kelihatan bahwa korban tidak jujur terhadap tersangka. Belum diungkap, mengapa korban menggadaikan emas tanpa seizin tersangka. Bisa saja korban tidak berniat menipu tersangka. Mungkin niat korban baik. Terbukti, dia berani mendatangi rumah tersangka.
Tapi, jelas, selingkuh finansial sangat berbahaya. Pengkhianat cinta bisa bertobat, pengkhianat finansial bisa kambuh lagi. (*)