HARIAN DISWAY - Presiden Prabowo Subainto melawat ke Abu Dhabi untuk bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) pada Sabtu, 23 November 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengucapkan rasa terima kasih atas inisiatif UAE melibatkan Indonesia dalam misi kemanusiaan untuk Gaza.
“Dalam banyak hal kami sudah bekerja sama baik. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih dalan rangka memberi bantuan kemanusiaan (ke Gaza,Red), UEA mengajak kami dan tim kesehatan kami dengan rumah sakit lapangan di Rafah, Gaza,” tutur MBZ.
“Kami berterima kasih atas kerja sama ini, atas inisiatif Yang Mulia mengajak kami. Kami sangat berterima kasih,” sambungnya.
Presiden RI Prabowo Subianto berbincang dengan Presiden UEA Mohammad bin Zayed Al Nahyan di istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi, UEA -Sekretariat Presiden -
BACA JUGA:Bertemu Presiden UEA, Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan di Qasr Al Watan Abu Dhabi
BACA JUGA:Prabowo dan Wakil PM Inggris Makan Malam Bersama, Cerita Soal Kucing Larry dan Bobby Kertanegara
Pada kesempatan itu, Prabowo juga mengajak UEA untuk bekerjasama dengan Indonesia dalam menjamin keamanan serta ketahanan pangan.
“Prioritas saya dalam pemerintah yang saya pimpin ke depan adalah terutama untuk menjamin keamanan dan ketahanan pangan,” ucap Kepala Negara RI kepada MBZ.
Mantan Menteri Pertahan itu juga menyampaikan pada MBZ bahwa prioritas pemerintah berikutnya adalah memastikan ketahanan energi dan melaksanakan program hilirisasi.
Disisi lain, MBZ menyoroti sejumlah capaian konkret dari kerjasama kedua negara, yakni termasuk pertumbuhan perdaganagn nonmigas yang mencapai 12% pada 2023 dengan nilai sekitar USD 4,6 miliar.
Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden UEA Mohammad bin Zayed Al Nahyan memasuki lorong Istana Qasr Al Watan, di Abu Dhabi, UEA-Sekretariat Presiden -
BACA JUGA:Prabowo dan Raja Charles III Bicarakan Kerjasama Pelestarian Lingkungan
BACA JUGA:Prabowo Berhasil Amankan Komitmen 18 Miliar Dolar dari Hasil Kunker ke Berbagai Negara
Ia optimistis target perdagangan sebesar USD 10 miliar dapat tercapai melalui pelaksanaan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif dan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.