"Ketegasan itu saya tampilkan dalam unsur denim. Warnanya tegas, bahannya pun dari serat kain yang kuat, dan semacamnya. Jadi, meski berkesan feminin, ada unsur ketegasannya," ungkapnya.
Surabaya Fashion Trend Kembali Digelar, Usung Tema Quiet Artistry. Para model didampingi desainernya masing-masing. Surabaya Fashion Trend tahun ini menghadirkan 60 desainer dari berbagai daerah di Indonesia dan ratusan rancangan busana.-Guruh DN-HARIAN DISWAY
Hefi Rahayu, desainer dari SMK 3 Magelang, mengusung tema Little Netherland. Dia terinspirasi dari Kota Lama Semarang. Kawasan dengan lanskap mirip kota di Eropa.
"Dilihat dari kondisi geografis, seakan kawasan Kota Lama tersebut terpisah dengan daerah sekitarnya. Sehingga tampak seperti kota tersendiri dengan julukan Little Netherland," ujar Hefi.
Terkait konsep itu, Hefi menyuguhkan 6 koleksi busana ready to wear. Menggambarkan kawasan Kota Lama dalam sebuah desain busana yang unik dan sederhana.
BACA JUGA:5 Batik Khas Tulungagung, dari Batik Lurik Bhumi Ngrowo hingga Batik Gajah Mada
"Dengan kombinasi warna terakota, cokelat, broken white, dan krem. Bahannya dari linen dan kain motif celup brand d'JeLiPat, brand program Keahlian Busana SMK 3 Magelang," ungkapnya.
Menurut Hefi, koleksi busana ready to wear tersebut dapat di mix and match. "Terdiri dari cullote, dress, inner, crop top, skirt. Bisa dipadukan dengan apa saja. Sehingga cocok dikenakan oleh perempuan muda yang ingin tampil fashionable. Bahannya pun nyaman. Karena dapat menyerap keringat," ungkapnya.
Surabaya Fashion Trend akan berlangsung di Atrium Skylight Garden, Ciputra World Surabaya, sejak 29 November hingga 1 Desember mendatang.(*)