Transformasi Dolly Dari Eks-Lokalisasi Jadi Kampung Batik dan Sentra Kreatif

Minggu 08-12-2024,16:16 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Guruh Dimas Nugraha

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di Pasar Burung Dolly, Surabaya, pada Minggu pagi, 8 Desember 2024, suasana lebih ramai dari biasanya. Hari itu terdapat kegiatan pameran batik dan launching aplikasi Ngedol.ly. Semua rangkaian acara hari itu adalah bagian dari proyek SDG dari Petra Christian University (PCU).

Para tamu yang hadir disambut dengan tari remo. Berbagai tokoh masyarakat, civitas akademika PCU dan warga setempat berkumpul untuk berkolaborasi di kegiatan itu.

Dilanjutkan dengan paduan suara dari anak-anak dari RW 12. Membawakan berbagai lagu daerah seperti Rasa Sayange dan Apuse. Mereka membawakannya dengan ceria. Iringan gitar, cajon ditambah dengan koreografi sederhana mereka saat bernyanyi, semakin membuat riuh para penonton saat melihat tingkah mereka.

Kemudian dilanjutkan dengan aksi model yang ber-fashion show. Mengenakan kain batik cap Dolly berwarna ungu. Mereka dengan percaya diri berjalan di karpet merah. Motif batik yang dihadirkan beragam. Mulai dari anggur, gorengan sampai sulur dan bunga mawar.

BACA JUGA:Batik Cap Dolly, Warga Eks Lokalisasi Berkolaborasi dengan PCU, Kreasikan Batik Ramah Lingkungan

BACA JUGA:Perajin Batik Magetan Sambut Risma, Siap Kembangkan Kreativitas


Model berjalan cantik saat memamerkan berbagai ragam motif kain batik khas Dolly. -Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Kain-kain batik mereka yang membalut baju berwarna monokrom itu tampak indah. Lalu berpasang-pasangan mereka memamerkan batiknya. Penonton menyambut antusias. Terlebih saat pasangan-pasangan model itu berjalan ke arah mereka.

Dilanjutkan dengan peluncuran aplikasi keuangan digital bernama DompetNgedol.ly. Aplikasi itu dirancang khusus untuk membantu para pengrajin batik di kawasan tersebut. Supaya mereka dapat mengelola keuangan usaha dengan lebih efisien dan transparan.

“Jadi hanya mengandalkan ingatan saja. Bahkan tak jarang uangnya tercampur dengan keuangan pribadi rumah tangga,” kata Ketua Tim Proyek Pemberdayaan Kampung Dolly Aniendya Christianna. Hal itu menjadi tantangan tersendiri yang diharapkan bisa teratasi dengan hadirnya DompetNgedol.ly.

Nama DompetNgedol.ly bukan sekadar unik, tapi penuh makna. Kata "Dolly" diambil dari nama wilayah eks-lokalisasi yang kini tengah berupaya pulih secara ekonomi dan sosial. Sedangkan "ngedoli" berasal dari bahasa Jawa yang berarti “menjual” atau “berjualan.”

BACA JUGA:Risma Terpesona Keindahan Batik Khas Probolinggo, Potensi Jadi Pahlawan Ekonomi Jatim

BACA JUGA:Kunjungi Pengrajin Batik Sidoarjo, Khofifah Janji Perluas Pasar Batik di Jawa Timur


Peluncuran aplikasi e-wallet Ngedol.ly untuk maksimalkan arus ekonomi masyarakat di Daerah Dolly. -Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Kombinasi keduanya mencerminkan tujuan aplikasi itu, yaitu mendukung pelaku usaha lokal dalam meningkatkan kegiatan jual beli mereka secara lebih terorganisir dan transparan.

Kategori :