Berbagai Cara PCU Transformasi Gang Dolly, Dari Eks Lokalisasi jadi Sentra Kreatif
![Berbagai Cara PCU Transformasi Gang Dolly, Dari Eks Lokalisasi jadi Sentra Kreatif](https://cms.disway.id/uploads/34afa63ed83e343406c631b89ee76636.jpg)
Suasana siaran podcast di Ruang Srawung Gang Dolly. Tercipta dari kerja sama warga dengan program Petra Christian University.-PCU-
Petra Christian University (PCU) punya berbagai cara dalam mengubah wajah ex lokalisasi Dolly, Surabaya. Mulai dari pemberdayaan batik dan kini menjadi ruang podcast. Para warga, terutama anak muda, kini berlomba-lomba dalam kreativitas.
Gang Dolly dulu dikenal sebagai salah satu lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Kini kawasan itu terus berbenah. Pun, membangun identitas baru yang lebih positif. Berbagai program pemberdayaan masyarakat terus digalakkan.
Salah satunya melalui inisiatif PCU. Kampus tersebut turut serta dalam mengubah kawasan itu menjadi sentra kriya dan edukasi berbasis digital.
BACA JUGA:Kolaborasi Mahasiswa PCU dan SUTD Hadirkan Solusi di Gunung Anyar
Seperti kawasan Pasar Burung Dolly. Kini menjadi tempat produksi batik. Inovasi itu telah dijalankan sejak 2024.
Di tempat itulah warga, khususnya RT 4/RW 12, bersama akademisi dari PCU, sibuk memproduksi batik cap dengan teknik ramah lingkungan.
Bahkan warga setempat berhasil mengembangkan cap dari bahan yang lebih terjangkau. Tak seperti cap batik pada umumnya yang berharga mahal. Bahannya dibuat dari karton dan triplek dupleks daur ulang.
Cap batik berbahan karton dan triplek dupleks daur ulang.-Dinar Mahkota Parameswari-HARIAN DISWAY
BACA JUGA:PCU Resmikan Fakultas Kedokteran Gigi, Siapkan Lulusan Adaptif Teknologi
Motif batik yang dihasilkan pun unik dan khas. Menggambarkan identitas Gang Dolly. Beberapa motif yang populer di antaranya adalah sandal dan anggur. Sebagai representasi sejarah serta kehidupan sosial kawasan itu.
Proses pengecapan dilakukan di atas kain putih. Kemudian diberi warna setelah melalui tahapan peluruhan batik menggunakan malam.
Ketua RT 4/RW 12, Suyono, mengungkapkan bahwa teknik batik cap itu telah meningkatkan produktivitas warga secara signifikan.
"Dulu kami hanya bisa membuat satu kain batik dalam sebulan. Sekarang, dengan teknik cap, kami bisa menghasilkan hingga 12 kain batik dalam waktu yang sama," ujarnya.
Ketua Tim Hibah Pengabdian Masyarakat PCU Aniendya Christianna menilai bahwa potensi batik cap khas warga eks lokalisasi Dolly sangat besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: