“Saya tidak terkejut dengan hasil ini karena para pemain memiliki kualitas yang bagus. Hal ini juga mendobrak pemikiran sepak bola Italia yang takur untuk memainkan pemain muda,” timpal Marco Barconi.
“Memainkan mereka adalah pilihan yang harus dicoba dan mereka juga akan belajar dari pengalaman lapangan. Pertandingan sepenting inilah menjadi akan menjadi pelajaran bagi mereka untuk berkembang,” imbuhnya.
“Semakin tinggi level pertandingan, semakin tinggi pula standar dan level gameplay yang dapat mereka capai,” pungkasnya.
BACA JUGA:Lazio vs Ludogorets 0-0 di Liga Europa: Biancocelesti Terjegal di Kandang!
Winger Lincah, Loum Tchaouna, di Mata Marco Baroni
Fisayo Dele-Bashiru (7) setelah mencetak gol kedua Lazio atas Ajax hendak berselebrasi dan terlihat Taty Castellanos (11) juga akan menghampirinya --OfficialSSLazio/x
Sayap kanan Lazio berpaspor Prancis dan Chad, Loum Tchaouna, berhasil mencatatkan namanya di papan skor dan berkontribusi assist pada gol ketiga La Aquile yang dicetak Pedro.
“Dia sudah berkembang pesat, kita sudah melihatnya saat Coppa Italia melawan Napoli. Terdapat catatan kali ini dimana ia beberapa kali dilewati full back lawan dan terkadang mengambil resiko yang tidak perlu, tapi dia selalu belajar,” ujar Marco Baroni.
Marco Baroni sendiri menginginkan winger Loum Tchaouna, untuk masuk ke area lapangan (cut inside) daripada melebar karena ia tahu kapasitas tendangannya dan insting mencetak gol yang tajam.
Selain Loum Tchaouna, Marco Baroni juga menyinggung gelandang berkebangsaan Nigeria, Fisayo Dele-Bashiru.
“Fisayo Dele-Bashiru memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan skill yang matang, namun ia perlu meningkatkan konektivitas cepat antara otak dan kakinya yang akan membuatnya sempurna,” ucapnya.
*) Mahasiswa Magang Program MBKM dari Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya