Dunia Minta Kita Ngebut tapi Micro Habit Ajarkan Kita Bertahan

Jumat 16-05-2025,15:00 WIB
Reporter : Nur Azizah Hitakumala *)
Editor : Heti Palestina Yunani

Begitu juga bagi mereka yang ingin hidup lebih mindful. Tidak harus memulai dengan meditasi setengah jam penuh yang mungkin terasa membebani. Satu menit meditasi sebelum tidur sudah cukup untuk memberi sinyal pada pikiran bahwa inilah saatnya untuk lebih hadir, lebih sadar.

Dari satu menit, menjadi dua, tiga, dan seterusnya — semua bertumbuh secara alami. Ada juga contoh kecil lainnya: menyimpan uang lima ribu rupiah setiap hari.

Jumlahnya mungkin kecil, tapi setelah satu tahun, kita tidak hanya punya tabungan, tapi juga kebiasaan menabung yang terbentuk kuat. Micro habit menekankan bahwa hasil besar adalah hasil dari akumulasi kesederhanaan yang tidak putus.

Micro Habit Sebagai Perlawanan Lembut

Di tengah dunia yang riuh, micro habit adalah bentuk perlawanan lembut. Ia tidak frontal. Ia tidak berteriak. Tapi justru karena kesederhanaannya, ia mampu bertahan di tengah gempuran tekanan.

BACA JUGA: Tak Kunjung Dapat Pekerjaan Jadi Tekanan Sosial buat Fresh Graduate, Apa Solusinya?

Micro habit mengajak kita untuk hidup lebih sadar, lebih fokus pada perjalanan ketimbang hasil instan. Ia menolak budaya instan yang memuja “hasil” tanpa menghargai “proses”. Ia membisikkan: kamu tidak perlu membuktikan apa pun kepada dunia.

Cukup buktikan pada dirimu sendiri, sedikit demi sedikit, setiap hari. Menariknya, semakin kita nyaman dengan kemajuan kecil, semakin kita terbebas dari jerat “harus terlihat hebat sekarang juga”. Kita mulai menikmati proses. Dan saat itu terjadi, ironi paling indah pun hadir: justru dengan bergerak pelan, kita lebih cepat sampai.

Pelan, Tapi Tidak Berhenti

Kita bisa memilih untuk terus berlari, mengikuti perlombaan tanpa ujung yang dunia suguhkan. Atau, kita bisa memilih jalur micro habit: bergerak perlahan, tapi terus.

BACA JUGA: 5 Etos Kerja Orang Tionghoa, Patut Dicontoh untuk Sukses di Dunia Kerja

Micro habit mengingatkan kita bahwa keberhasilan bukanlah sprint, melainkan perjalanan panjang yang dibangun dari banyak langkah kecil, tidak terlihat, tapi konsisten. Dan di dunia yang sibuk mengejar kecepatan, mungkin bertahan dan tetap bergerak meski pelan adalah kemenangan sejati. (*)
Nur Azizah Hitakumala--

*) Mahasiswi Pascasarjana Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

Kategori :