Macau tak hanya dikenal sebagai destinasi wisata menarik. Tapi ada hal unik lainnya. Yakni Macanese cuisine. Perpaduan kuliner Tiongkok dan Portugis. Hingga saat ini masih lestari secara turun-temurun. Bahkan menjadi ikon kawasan tersebut.
Macanese cuisine atau kuliner khas Macau. Konon merupakan salah satu makanan fusion pertama di dunia. Gabungan dari unsur masakan Tiongkok, Portugis, dan bumbu-bumbu dari berbagai penjuru dunia.
Kuliner itu mencerminkan perjalanan sejarah dan identitas unik masyarakat Macau. Namun, seiring dengan modernisasi dan perkembangan kota sebagai pusat hiburan dan kasino, muncul kekhawatiran akan punahnya tradisi kuliner itu.
Salah satu sosok yang berjuang melestarikan kuliner Macanese adalah Manuela Sales da Silva Ferreira, pemilik restoran terkenal Restaurante Litoral. Dengan mengandalkan resep keluarga yang diwariskan secara turun-temurun, Ferreira memastikan hidangan ikonik itu tetap lestari.
BACA JUGA:Resep Ayam Suwir Wangi dan Gurih, Hidangan Praktis untuk Makan Siang
Perpaduan Budaya dalam Masakan
Macanese cuisine merupakan hasil perpaduan budaya Portugis dan Tiongkok, ditambah sentuhan rasa dari berbagai wilayah bekas koloni Portugis. Seperti Brasil, Mozambik, Goa, hingga Timor Leste. UNESCO bahkan mengakui Macau sebagai "rumah bagi makanan fusion pertama di dunia".
Hidangan seperti minchi—daging cincang yang digoreng dengan potongan kentang, dibumbui kecap asin dan anggur beras Tiongkok, lalu disajikan dengan telur mata sapi di atasnya—menjadi salah satu contoh nyata kuliner khas tersebut.
Jam makan siang di Restaurante Litoral di Macau. Tampak restoran tersebut dipenuhi pengunjung yang ingin mencicipi kuliner fusion Macau.-Anthony Kwan-AP
BACA JUGA:Resep Semur Daging Manis dan Gurih, Hidangan Nusantara yang Selalu Jadi Favorit
Ferreira mengungkapkan, banyak resep Macanese berasal dari dapur rumah tangga. Dulu, seorang Portugis mencoba mereplikasi masakan asli tanah air mereka dengan bahan-bahan lokal Tiongkok. Sementara seorang Tionghoa menyesuaikan masakan Portugis untuk keluarga mereka yang memiliki latar belakang campuran.
Ferreira memiliki kenangan mendalam dengan hidangan baked crabmeat, salah satu favorit keluarganya. Hidangan itu awalnya berupa daging kepiting dingin yang dicampur dengan krim dan acar di Portugal. Namun, berkembang menjadi versi hangat yang dipanggang dalam cangkang kepiting di Macau.
Menjaga Tradisi di Tengah Modernisasi
Kota Macau, yang terletak di pesisir selatan Tiongkok, mengalami perubahan besar sejak dikembalikan oleh Portugal kepada Tiongkok pada tahun 1999. Saat ini, dengan populasi sekitar 684.000 jiwa, mayoritas penduduk Macau adalah etnis Tionghoa (89,4 persen), sedangkan penduduk berdarah campuran Portugis dan Tionghoa hanya sekitar 1,9 persen, berdasarkan sensus tahun 2021.
BACA JUGA:Resep Rendang Padang Otentik, Lezat Menggugah Selera
Perubahan sosial itu membuat tradisi kuliner Macanese menghadapi tantangan besar. Banyak restoran tradisional tutup akibat pensiunnya pemilik lama, dan generasi muda lebih sering memilih gaya hidup modern yang terlepas dari warisan leluhur mereka.