Total terdapat empat orang yang menjadi narasumber. Yakni perwakilan Raka-Raki Jawa Timur: Rizal Ihza Mahendra dan Yazerlin Nadila Balqis, serta dua perwakilan Duta Budaya dan Religi Jawa Timur: Savira Zalwa dan Muhammad Rizza Mahdani.
Topik dalam talkshow tersebut menyoroti tentang peran Gen Z dalam mempromosikan budaya dan pariwisata di Jawa Timur.
Menurut Yarzelin, Gen Z punya peran yang sangat penting untuk mempromosikan budaya dan pariwisata. "Apalagi Gen Z sering sekali menggunakan media sosial (medsos) untuk mengutarakan perasaannya," ucapnya.
Maka menurutnya, lewat medsos, para Gen Z dapat lebih mudah memperkenalkan pariwisata dan khasanah seni-budaya Jawa Timur.
BACA JUGA:Batik Cap Dolly, Warga Eks Lokalisasi Berkolaborasi dengan PCU, Kreasikan Batik Ramah Lingkungan
BACA JUGA:Risma Terpesona Keindahan Batik Khas Probolinggo, Potensi Jadi Pahlawan Ekonomi Jatim
Langkah awalnya adalah membentuk kecintaan Gen Z terhadap pariwisata. "Jika mereka sudah menyukai wisata tertentu, mereka akan mengunggahnya lewat media sosial. Itu adalah salah satu cara untuk promosi," ungkapnya.
Sementara itu, Rizal mengungkapkan bahwa bentuk kecintaan tersebut dapat diimplementasikan dalam keseharian. "Misalnya, lebih sering mengenakan pakaian batik khas daerah masing-masing. Itu sudah cukup untuk mengenalkan budaya yang akan berimbas pada sektor pariwisata," tuturnya.
Apalagi saat ini, batik dan kebaya sudah diakui Unesco sebagai Warisan Budaya Tak-Benda asli Indonesia. Menurutnya, membanggakan budaya sendiri lewat penggunaan pakaian adalah salah satu cara paling mudah untuk mengenalkan sektor pariwisata di tiap daerah. Terlebih motif batik di Jawa Timur juga beragam.
"Misalnya, seperti saya dan Raki Zerlin yang mengenakan baju batik khas Kediri," lanjutnya. Didukung dengan kemampuan Gen Z untuk berselancar di Internet. Dengan memanfaatkan hal itu, menurut Rizal, Gen Z akan menjadi kekuatan pendorong yang kuat untuk sektor pariwisata.
BACA JUGA:Pameran Lukisan ArtKroobatik, Sajikan Karya Seni Rupa dengan Teknik Membatik
BACA JUGA:Dukung Inklusivitas dan Usaha Lokal, Mercure Surabaya Grand Mirama Gelar KarnavALL Batik Indonesia
Rizza menambahkan bahwa Gen Z juga harus kreatif dan inovatif. Sehingga berbagai budaya yang ada di Jawa Timur bisa senantiasa relevan. Namun, harus digarisbawahi bahwa promosi tersebut juga harus sesuai dengan nilai luhur bangsa. Yakni nilai saling menghormati, toleran, dan bersifat edukatif.
Mereka berharap ke depan, Gen Z akan semakin mampu mencintai budayanya sendiri. Pun, lewat mereka, akan ada lebih banyak orang yang dapat mengenal pesona Jawa Timur.(*)