Hari terakhir, 22 Desember 2024, Business Matching Forum 13 rombongan pengusaha asal Tiongkok adalah mengunjungi Depo Bangunan di Kedung Baruk, Surabaya. Para pengusaha building material ini tertarik menjadi supplier toko-toko retail di Kota Pahlawan. Menjalin kolaborasi bisnis jangka panjang.
---CUACA Surabaya terlihat mendung saat rombongan Harian Disway membawa 13 pengusaha material bangunan asal Tiongkok meninggalkan Hotel DoubleTree, Minggu, 22 Desember 2024 pukul 09.17 WIB.
Ya, belasan delegasi Tiongkok yang difasllitasi Feihuang, China Enlighten International Convention and Exhibition (CEICE), dan Harian Disway itu melakukan kunjungan ke Depo Bangunan di Jalan Kedung Baruk, Surabaya.
Di sana, mereka ingin melihat produk material bangunan apa saja yang dijual. Harapannya, mereka bisa menyuplai produknya agar bisa dipasarkan di Surabaya.
Pengusaha asal Tiongkok melihat produk-produk di Dep Bangunan Kedung Baruk.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Anggota rombongan adalah para pengusaha yang memiliki produk untuk rumah dan bangunan. Ada pengusaha perlengkapan kamar mandi. Misalnya keran air, shower, dan sebagainya. Ada juga yang berbisnis marmer, cermin, hingga dan sebagainya.
Jarak hotel dan Depo Bangunan tak terlampau jauh. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit. Saat memasuki area Depo Bangunan, para pengusaha disambut dengan hangat oleh staf dan pengelola supermarket bahan bangunan itu.
BACA JUGA:Harian Disway Business Match: Pengusaha Tiongkok Pamerkan Inovasi Teknologi Perumahan di REI Jatim
CEO CEICE Ruth Hsu terlihat antusias melihat berbagai jenis bahan bangunan yang dipajang rapi. Ia terkesan karena ada beberapa produk yang diimpor dari Tiongkok. Salah satunya granit.
"Kenapa orang pilih produk China?" tanya Ruth kepada Store Manager Depo Bangunan Kedung Baruk Cahyo Putra.
Pengusaha asal Tiongkok berkunjung ke Depo Bangunan Kedung Baruk.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-
Menurut Cahyo, motif granit dari Tiongkok lebih variatif. Harganya juga cukup bersaing dengan produk lokal. Meski, ada beberapa tipe granit yang diproduksi di Tiongkok lebih mahal.
"Tentu saja, karena kualitasnya lebih baik. Produk ini (granit) kami impor langsung dari China," kata Cahyo.
Ruth kemudian membuat daftar bahan bangunan yang tidak dijual di toko material bangunan itu. Salah satunya marmer. Ia tertarik menyuplai produk marmer dan material bangunan lain di Surabaya. Apalagi, Depo Bangunan memiliki sebelas gerai di wilayah Jawa, Lampung, dan Bali.