Sedangkan di Gaza, sekitar 1.100 umat Kristen melihat Natal sebagai pelarian sejenak. Mereka berkumpul di Gereja Ortodoks Santo Porfiri dan berdoa agar perang Israel-Hamas bisa berakhir. Perang tersebut telah berlangsung lebih dari 14 bulan. Menyisakan berbagai teror dan ketakutan meskipun natal masih bisa dirayakan.
“Ini natal yang penuh kehancuran,” ujar George al-Sayegh, seorang jemaat yang mencari perlindungan di Gereja Ortodoks Santo Porfiri. George mengungkapkan bahwa selama beberapa minggu, dirinya berlindung dari serangan Israel. Sedangkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada umat Kristen yang dianggap ''mendukungnya'' dalam melawan kejahatan.
BACA JUGA:Polres Tanjung Perak Sterilisasi di Beberapa Gereja Surabaya, Pastikan Natal Aman
BACA JUGA:Sterilisasi Gereja di Jatim Jelang Natal, Jibom Polda Pastikan Keamanan Jemaat
Beralih ke Jerman, Natal juga dinodai insiden suram. Penyerangan teroris di sebuah pasar mendorong Presiden Frank-Walter Steinmeier menyampaikan bela sungkawa. “Kebencian dan kekerasan tidak boleh menjadi jalan terakhir,” ujarnya.