"Tadi disampaikan juga tempat makannya nanti juga diganti dengan bahan aluminium. Jadi begitu selesai makan, wadahnya diambil lagi dan digunakan lagi, sehingga tidak menggunakan sampah plastik," katanya.
Baginya, penggunaan alat makan ramah lingkungan penting untuk diterapkan dalam program makan bergizi gratis. Karena di Surabaya masih dalam tahap uji coba, ia bisa memakluminya.
"Ketika ini masih uji coba, jadi jangan melihat dari sisi negatifnya. Ayo kita dukung, kita support. Karena ini buat anak-anak kita agar memiliki gizi yang kuat, kalori yang tinggi, sehingga siap menjadi generasi emas," tuturnya.
Meski mayoritas makanan yang diberikan kepada siswa habis, Eri mengaku ada beberapa di antara siswa masih menyisakan makanan. Ia tak mempersoalkan hal itu. Karena setiap anak memiliki porsi makan yang berbeda-beda.
BACA JUGA:Makan Bergizi Gratis di Surabaya Dimulai Hari Ini di 10 Sekolah, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Berpengalaman 80 Tahun, Jepang Tertarik Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia
"Di sekolah-sekolah nanti akan ada tempat sampah organik dan non-organik, sehingga sisa makanan bisa digunakan untuk maggot. Jadi tidak ada yang sia-sia dari makan bergizi gratis ini. Kalaupun ada yang sisa, saya yakin tidak terlalu banyak, sehingga sisa tadi kita kelola, tidak kita buang sembarangan," ujar Eri.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh menggarisbawahi perlunya penyesuaian terkait porsi makan antara anak TK, SD, SMP, dan SMA.
"Karena anak-anak ini baru pertama, mudah-mudahan nanti kalau ada pergantian menu, saya yakin insyaallah yang terbaiklah. Karena namanya anak-anak ini ada yang makannya cepat, ada yang sedikit," ujar Yusuf.
Sementara itu, Kepala TK Yasporbi Surabaya Prihartini Badaraswati menyampaikan bahwa program MBG di sekolahnya telah memenuhi kebutuhan dasar anak-anak. “Hari ini pelaksanaan perdana dan nasinya sudah lunak, cocok untuk anak-anak. Isinya juga lengkap, ada ayam, buah, susu, dan sayur,” ujar Prihartini.
Namun, ia juga memberikan masukan agar tekstur sayur dan lauknya bisa dimasak lebih lunak.
BACA JUGA:Menu Makan Bergizi Gratis Kurang Disukai Murid, BGN Bebaskan Pilihan Menu ke Ahli Gizi
BACA JUGA:Siswa Kurang Nikmati Makanan Bergizi Gratis di Surabaya, Pakar Nilai Kalorinya Belum Ideal
Sebab, makanan tersebut diberikan kepada anak-anak TK. Dengan tekstur yang lebih lunak, anak-anak lebih mudah mengonsumsinya.
"Mungkin ayamnya juga bisa diolah menjadi nugget atau bentuk lain yang lebih menarik dan mudah dikunyah," tutur dia. (*)