SURABAYA, HARIAN DISWAY – Berita duka datang dari kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Surabaya. Prof Dr KH M Ridlwan Nasir MA, rektor UINSA (dulu IAIN Sunan Ampel) periode 2000-2008 meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari ibadah umrah di tanah suci.
Informasi meninggalnya salah seorang ulama Jawa Timur itu beredar di kalangan Nahdlatul Ulama. Termasuk di grup pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur. "Beliau orang sangat baik, seorang pejuang, alim, rendah hati, dan sangat bijak. Insya Allah ahlul jannah. Lahul Fatihah," ujar Ketua PW ISNU Jatim Prof Drs M. Mas'ud Said PhD, Kamis, 16 Januari 2025.
BACA JUGA:Prediksi Persebaya vs Malut United, Bajol Ijo Cari Momentum Kebangkitan
BACA JUGA:Buaya di Dekat Kampus UINSA 2 Bikin Heboh Warga, BPBD: Habitat Aslinya di Sini
Prof Ridlwan Nasir meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari umrah. Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya HM Sudjak menyampaikan, pada Rabu, 15 Januari 2025, rombongan umrah terbang dari Jeddah lalu transit di Kuala Lumpur. Dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Surabaya, Prof Ridlwan Nasir mendadak sakit dan mengembuskan napas terakhir dalam penerbangan.
Pesawat akhirnya mendarat di Batam untuk menurunkan Prof Ridlwan. Lalu pesawat melanjutkan perjalanan ke Surabaya. "Pagi ini (Kamis, 16 Januari 2025), jenazah diterbangkan dari Batam dan diperkirakan mendarat di Juanda pukul 14.00," kata Sudjak.
BACA JUGA:Peluncuran #AussieBanget Corner di UINSA, Tingkatkan Kerja Sama Pendidikan Australia-Indonesia
BACA JUGA:Prabowo Terima Audiensi Khofifah, Siap Kolaborasi Entas Kemiskinan Ekstrem bersama Muslimat NU
Informasi yang dihimpun Harian Disway, jenazah sempat disemayamkan di RS Bhayangkara, Batam. Begitu mendarat di Bandara Juanda, Jenazah akan dibawa ke rumah duka. Sebelum dimakamkan di pemakaman Pesantren Alif Lam Mim, jenazah akan disalatkan di Masjid Khadijah, Masjid UINSA, dan Masjid Al Akbar.
Prof Ridlwan Nasir dikenal sebagai guru besar bidang tafsir. Almarhum seringkali memberi ijazah amalan salawat badawiyah atau salawat nuraniyah yang disusun oleh wali quthb asal Mesir Sayyid Ahmad Badawi. Menurut Prof Ridlwan, ia mendapat amalan itu dari KH. Adlan Aly yang diijazahi oleh KH. Hamid Pasuruan. “Saya bisa seperti ini antara lain berkat salawat tersebut,” kata Prof Ridlwan yang merupakan alumnus Pondok Pesantren Tebuireng itu.
Selain itu, Prof Ridlwan Nasir juga sangat dekat dengan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa. Ia selalu terlihat mendampingi Khofifah sejak Pilgub 2008. Bisa dibilang Prof Rildwan Nasir merupakan salah seorang penasihat Khofifah. (*)