HARIAN DISWAY - Qatar sebagai mediator utama perundingan Hamas-Israel mengumumkan gencatan senjata Gaza pada Rabu, 15 Januari 2025, waktu setempat.
Salah satu kesepakatannya, 33 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza akan dibebaskan sebagai bagian dari tahap pertama.
Qatar juga menyebut gencatan senjata Gaza bertujuan mengakhiri perang di wilayah Palestina tersebut.
BACA JUGA:Respons Arab Saudi soal Gencatan Senjata di Gaza, Desak Israel Patuhi Perjanjian dan Hentikan Perang
Menurut dua sumber yang dekat dengan Hamas, Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina.
Tapi, juru bicara pemerintah Israel menyatakan bahwa ratusan tahanan akan dibebaskan.
Pertukaran Tahanan dan Sandera
Qatar menyebutkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati gencatan senjata di Gaza yang akan dimulai pada Minggu, 20 Januari 2025.
Kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera dan tahanan setelah 15 bulan perang.
Sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan dalam fase awal selama 42 hari.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Than mengatakan, kelompok pertama yang akan dibebaskan termasuk perempuan sipil, anak-anak, lansia, serta individu yang sakit atau terluka.
BACA JUGA:Gencatan Senjata di Gaza Ada 3 Tahap, tapi Israel Belum Mau Jamin Hentikan Serangan?
Juru bicara pemerintah Israel David Mencer menyatakan bahwa Israel bersedia membayar "harga yang mahal" untuk pembebasan 33 sandera tersebut.
Seorang pejabat Israel yang menolak menyebutkan namanya menambahkan bahwa ratusan tahanan akan dibebaskan.
Saat ini, Israel masih menyebut para tahanan itu sebagai teroris.
Dua sumber yang dekat dengan Hamas mengungkapkan bahwa Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina. Termasuk di antaranya adalah para narapidana yang menjalani hukuman panjang.