Tips Pialang Saham, Jangan Panik saat Down

Sabtu 18-01-2025,19:23 WIB
Reporter : Michael Fredy Jacob
Editor : Noor Arief Prasetyo


APLIKASI IDX Mobile memudahkan Trader Pemula untuk melakukan simulasi trading dan memantau pergerakan IHSG kapan saja.-Boy Slamet-

“Kondisi merasa dirinya paling hebat tersebut sering terjadi. Itu titik kegagalan yang saya sering lihat bagi pialang yang masih awam. Kalau kayak gitu, jangan jadi pialang. Jadi influencer saja,” tegasnya.

Karena itu, untuk menjadi pialang yang profesional, mereka pun harus mengikuti beberapa jenjang sertifikasi. Mulai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) Pemasaran Terbatas (PT), WPPE pemasaran, dan WPPE full.

WPPE-PT merupakan sertifikasi tahap pertama. Mereka yang mendapatkan sertifikasi itu hanya bisa sekadar mereferensikan. Masih belum bisa menjadi pialang atau broker yang melakukan peng-input-an saham.

BACA JUGA:Harga Saham Berpotensi Naik, Dua Hari Ini Ditutup Melemah

BACA JUGA:Masa Depan KTM di MotoGP Terancam Saham Anjlok, Bagaimana Kontrak Pedrosa?

Jenjang selanjutnya adalah WPPE-P. Di situ, pialang bisa melakukan peng-input-an order. Bisa menjual dan membeli saham dengan memasukkan ke database-nya perusahaan.

“Sebenarnya, untuk dua sertifikasi: WPPE-PT dan WPPE-P sudah cukup. Hanya saja, kalau pialang itu ingin berkarir menjadi pimpinan atau direktur utama, harus mengikuti ketiganya. Itu syarat utamanya,” ucapnya.

Ia pun memberikan tips yang harus diwaspadai oleh pialang pemula. Misalnya, pialang harus memastikan calon nasabah memahami risiko pasar. “Harga saham bisa sangat fluktuatif. Kondisi ekonomi yang buruk dapat berdampak pada pasar saham,” bebernya.

Pialang juga harus menghindari penawaran investasi yang menjanjikan keuntungan yang pasti. Sebab, perubahan regulasi di pasar modal dapat berubah sewaktu-waktu. Secara fundamental, pelajari cara menganalisis kinerja perusahaan, industri dan ekonomi secara keseluruhan. Sehingga dapat menemukan emiten yang layak diinvestasikan.

Secara teknik, kuasai berbagai cara membaca grafik harga. Sehingga dapat mengantisipasi pergerakan harga di masa depan. Tujuannya, untuk menentukan waktu dan harga beli yang tepat untuk saham yang dipilih secara fundamental.

“Pahami berbagai indikator pasar yang dapat digunakan untuk mengukur sentimen pasar. Seperti suku bunga, momentum komoditas tertentu, dan kondisi global,” ungkapnya. Terakhir, jalin relasi yang luas dengan investor, analis, dan pelaku pasar lainnya.

“Belajar terus menerus. Karena pasar modal terus berkembang. Jadi jangan berhenti belajar. Lindungi portofolio klien Anda dengan menerapkan manajemen risiko yang baik dan sesuaikan dengan profil risiko serta gaya investasi klien,” tegasnya. (*)

 

Kategori :