KEAMPUHAN GAME ONLINE
Kegandrungan sebagian netizen pada Koin Jagat itu menunjukkan beberapa hal kepada kita.
Pertama, orang mengambil cara pintas untuk memperkaya diri. Mereka mudah sekali digerakkan sesuai dengan bunyi aplikasi tersebut.
Mereka bermimpi bisa menguasai dunia dengan kepemilikan koin pada dirinya. Tidak mengenal usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, semua berlomba meraih ambisinya mendapatkan koin itu.
Kedua, pada dasarnya orang suka berkompetisi. Aplikasi itu dibuat sesuai level, tingkat untuk berkompetisi mendapatkan koin. Tanpa memedulikan kondisi sekitar, orang dipacu untuk selalu memerhatikan perintah di aplikasi dan meraih hasil yang diinginkannya.
BACA JUGA:Perburuan Koin Jagat Meresahkan, Wali Kota Surabaya Minta Kemenkomdigi Blokir Aplikasi
BACA JUGA:4 Spot Terpopuler Berburu Koin Jagat di Surabaya, Satpol PP Beri Peringatan Keras
Ketiga, ada sebagian pihak yang menilai, game itu bisa ditunggangi kepentingan lain. Misalnya, jaringan pengedar narkoba. Lewat kode-kode di aplikasi tu, seorang kurir dengan mengikuti game tersebut diperintahkan untuk mendapatkan narkoba incarannya.
Bisa jadi, langkah itu diikuti mereka yang menginginkan barang tersebar luas melalui kurirnya.
Keempat, sangat disayangkan adanya kerusakan pada fasilitas publik. Sejumlah pemerintahan kota besar di Jawa seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya mengeluhkan perusakan fasilitas umum dan sosial akibat tindakan pemburu koin yang mengikuti permainan pada aplikasi Koin Jagat dalam beberapa pekan ini.
BACA JUGA:Pemburu Koin Jagat di Surabaya Rusak Fasum, Satpol PP Siap-siap Beri Sanksi!
BACA JUGA: Aksi Pemburu Koin Jagat Rusak Fasum, Pemkot Surabaya Mau Kirim Surat Peringatan ke Aplikator!
Penempatan koin di berbagai ruang publik mengganggu warga yang tengah menikmati taman. Merawat fasilitas publik butuh dana tidak mudah dan tidak murah. Maka itu, sangat disayangkan apabila fasilitas publik diacak-acak netizen yang tidak punya rasa memiliki.
Kementerian Komunikasi dan Digital pun memanggil pengembang aplikasi Koin Jagat. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria di Jakarta, Rabu, 15 November 2025, menyebutkan bahwa pengembang mungkin akan mengubah mekanisme permainan guna mencegah dampak negatif.
Mereka juga berencana mengembangkan konsep baru yang lebih edukatif dan konstruktif tanpa merusak fasilitas umum. Namun, hingga beralih tahun, tak ada perubahan berarti.
BACA JUGA:Koin Jagat Viral di TikTok, Berburu Koin Virtual Berhadiah Uang