HARIAN DISWAY - Usia Seno Bagaskoro belum genap 24 tahun. Namun, Gen-Z kelahiran Surabaya 23 Agustus 2001 itu sudah mengemban jabatan hebat: Jubir Ganjar Pranowo saat Pilpres 2024 dan saat ini menjadi Jubir PDIP.
Sejak SMP, Seno sudah membuat geger seantero Indonesia. Ia mengirim 33.130 surat dari Aliansi Pelajar Surabaya (APS) ke Presiden Jokowi.
Surat-surat itu berisi protes pemindahan kewenangan SMA/SMK ke provinsi yang saat itu mengancam kebijakan sekolah gratis di Surabaya.
Seno membuat gebrakan besar lagi saat Covid-19 melanda dunia. Ia menginisiasi gerakan Relawan Surabaya Memanggil. Anak-anak muda menjadi relawan membantu nakes dan aparat yang kewalahan mengatasi pandemi.
Ia terinspirasi dari pepatah kuno: 公而忘私 (Gōng Er Wàng Sī) yang artinya mengutamakan kepentingan umum, mengabaikan kepentingan pribadi.
“Dengan kata lain, pengabdi pada kepentingan kolektif tanpa mempertimbangkan untung dan rugi pribadi,” ujar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) itu.
Seno Bagaskoro bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji dalam sebuah kesempatan.--HARIAN DISWAY
BACA JUGA:Perayaan Imlek 2025, Harmoni Merah dan Emas
Ungkapan itu berasal dari Hanshu·Jia Yi Zhuan (汉书·贾谊传) yang merupakan salah satu bagian dari "Hanshu" (汉书), yaitu Buku Sejarah Han, yang ditulis oleh sejarawan Tiongkok, Ban Gu, dan diselesaikan oleh saudaranya Ban Zhao pada abad pertama Masehi.
Nama Seno terus melambung ke jajaran elit PDIP setelah bertemu Ganjar Pranowo di sekolah partai. Ganjar menemukan potensinya dan menjadikannya jubir di Pilpres 2024.
Bagaimana Seno menemukan passion-nya di dunia politik? “Dulu waktu masih SD, saya melihat untuk membuat perubahan besar harus menjadi pengambil kebijakan. Saya membayangkan saat itu pengambil kebijakan setara dengan presiden,” kata pemuda dengan shio ular logam tersebut.
BACA JUGA:Tradisi Imlek Resmi Masuk Daftar UNESCO: Momen Penting bagi Budaya Tiongkok
Namun, untuk jadi presiden tidak ada rumus pakemnya. Tentara, akademisi, pengusaha, hingga ilmuwan bisa jadi presiden.
“Untuk merumuskan cita-cita itu ia harus masuk partai politik. Dan itu caraku mengartikannya,” tambah alumnus SMAN 5 Surabaya itu.