Januari 2025 Jatim Deflasi, Ini Faktor-Faktornya...

Senin 03-02-2025,20:00 WIB
Reporter : Michael Fredy Jacob
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jawa Timur mengalami deflasi sepanjang Januari 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, deflasi bulan itu sebesar 0,54 persen (mtm). Salah satu yang menjadi faktor utamanya adalah kebijakan diskon tarif listrik yang diberikan pemerintah RI.

Diskon tersebut mengacu pada Kepmen ESDM nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024. Kebijakan itu memberikan potongan harga kepada pelanggan dengan daya 450-2.200 VA. Kebijakan ini berlaku sejak Januari dan berakhir Februari 2025.

Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli mengatakan, deflasi dipengaruhi oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Sektor yang mencatatkan andil sebesar 1,13 persen. 

BACA JUGA:BI Rate Turun Jadi 5,75 Persen, Bank Indonesia Jaga Inflasi

“Penurunan tarif listrik pada Januari mencapai 29,93 persen, dengan kontribusi sebesar 1,18 persen terhadap total deflasi,” katanya saat konferensi pers, Senin 3 Februari 2025. 

Selain diskon listrik, penurunan harga pada sejumlah komoditas di kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga berkontribusi terhadap deflasi. 

Beberapa di antaranya adalah telur ayam ras sebesar 2,74 persen dengan andil 0,03 persen, bawang merah 4,12 persen dengan andil 0,02 persen, tomat 8,66 persen dengan andil 0,02 persen, dan ketimun 24,98 persen dengan andil 0,01 persen.

BACA JUGA:Harga LPG 3 Kg Naik Jadi Rp 18 Ribu, Pemkot Surabaya Antisipasi Lonjakan Inflasi

Di sisi lain, masih ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga. Seperti cabai rawit yang melonjak 81,52 persen, cabai merah naik 72,29 persen, emas perhiasan naik 2,65 persen, bahan bakar rumah tangga naik 3,3 persen.

Lalu ada minyak goreng naik 2,38 persen, serta bensin naik 0,48 persen. Kenaikan harga juga terjadi pada wortel, semangka, cumi-cumi, jagung manis, bayam, terong, dan kangkung.

“Curah hujan tinggi menyebabkan produktivitas cabai menurun di beberapa daerah. Serta menghambat distribusi, karena cabai lebih cepat membusuk. Sementara itu, beberapa sentra produksi bawang merah seperti Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo mulai memasuki masa panen,” ungkapnya.

BACA JUGA:Diskon Listrik 50 Persen Mulai Berlaku, Beli Token Berkali-kali Tetap Dapat Potongan Selama 2 Bulan

Ia juga menyebut bahwa setelah periode libur Natal dan Tahun Baru berakhir, sejumlah harga komoditas yang sempat mengalami kenaikan kembali ke level normal. Termasuk telur ayam ras yang sebelumnya mengalami inflasi.

Meski mengalami deflasi secara bulanan, secara tahunan (yoy) Jawa Timur tetap mencatat inflasi sebesar 1,06 persen pada Januari 2025. Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,53. Banyuwangi menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 1,72 persen (IHK 107,28), sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Kediri sebesar 0,54 persen (IHK 105,53).

Inflasi tahunan dipicu oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Termasuk makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,92 persen, pakaian dan alas kaki 1,33 persen. Serta perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga 0,63 persen. (*)

Kategori :