HARIAN DISWAY- Banjir merendam puluhan rumah di Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Hal itu dipicu oleh air sungai yang meluap akibat hujan deras sejak Rabu, 5 Februari 2025 pukul 17:30 WIB.
"Banjir ini berasal dari luapan air Sungai Lubawang dan jaraknya sekitar 500 meter dari pemukiman," ujar Ali Said, salah satu korban yang terdampak banjir dikutip Antara.
Selain luapan air dari Sungai Lubawang, banjir juga disebabkan oleh meluapnya sungai di selatan jalur pantura. Sehingga menambah volume air yang merendam rumah warga.
BACA JUGA:Normalisasi Sungai Kalianak Surabaya Mulai Dilakukan, Cegah Banjir di 2 Kecamatan
BACA JUGA:Banjir Bandang Bima, 2 Orang Tewas dan 6 Orang Hilang
Dilaporkan ketinggian air hampir mencapai satu meter dan membuat sebagian warga harus mengungsi karena khawatir debit air bertambah tinggi.
"Warga terdampak banjir luapan air sungai ini sudah banyak yang mengungsi di Masjid Nurut Taufiq yan berada di timur jembatan," ujarnya.
Banjir itu pun terpaksa membuat lalu lintas di arah pantura diberlakukan sistem buka tutup karena sisi utara jalur pantura tergenang air.
Selain air, banjir juga membawa material batu dan pasir sehingga menyebabkan kemacetan panjang.
BACA JUGA:Sempat Ditutup Karena Banjir, Jalur Kereta Api Krengseng-Plabuan Bisa Dilalui Kembali
BACA JUGA:Banjir di Bandara Soekarno Hatta Sudah Surut, tapi Jalur Bawah Tol Soedyatmo Masih Tergenang
Di sisi lain, banjir itu juga menyebabkan ratusan hektare padi siap panen di Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, terendam air dan dipastikan gagal panen.
"Banjir tahun ini di Desa Kendit terbesar dan terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Persawahan di sini ada ratusan hektare terendam banjir sejak selasa (4 Februari 2025) kemarin," ujar Moh Jamil, salah satu warga yang terdampak.
Ia juga memastikan kerugian yang dialami relatif tinggi karena mengingat modal untuk menanam padi dibutuhkan sekitar Rp20 juta per-hektare.