SURABAYA, HARIAN DISWAY - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mengukuhkan 7 guru besar baru Kamis, 6 Februari 2025.
Tentu saja, tambahan jumlah profesor itu akan memperkuat ekosistem akademik dan riset. Termasuk bagian dari strategi meningkatkan kolaborasi industri, pendanaan riset, serta pengembangan startup.
"Para profesor yang dikukuhkan ini, kontribusinya signifikan di ITS dalam berbagai bidang. Harapannya, mereka bisa meningkatkan kolaborasi industri, pendanaan riset, dan penguatan ekosistem startup," ujar Rektor ITS Prof Bambang Pramujati dalam acara pengukuhan di Auditorium Research Center Lt 11, Kampus ITS Sukolilo Surabaya.
Hingga saat ini, kata Bambang, ITS memiliki 236 guru besar, dengan 185 di antaranya aktif—termasuk 21 guru besar berstatus NIDK (NonPNS yang diaktifkan kembali).
BACA JUGA:Unair Tambah 16 Guru Besar, Total Kini Punya 372 Profesor
BACA JUGA: Akademisi ITS Curhat ke Menteri PAN-RB, Sulitnya Raih Profesor Desain
Namun, ITS juga menghadapi tantangan. Sebab, sebanyak 40 guru besar akan pensiun pada 2030.
Ia berharap para guru besar senior itu bisa menjadi mentor bagi juniornya.
“Mencetak profesor bukan proses cepat. Ini PR bersama, khususnya bagi dosen yang belum bergelar profesor untuk segera menyusul,” tegasnya.
Tahun ini, ITS menargetkan penambahan 33 guru besar. Sudah 7 dikukuhkan hari ini. Kemudian 6 lainnya akan dikukuhkan pada 20 Agustus 2025.
"Dan 15 sisanya, pengukuhan direncanakan pada September 2025,” jelas Bambang.
BACA JUGA:Tanggung Jawab Akademik Profesor, Siapa Takut?
BACA JUGA:Profesor Austria Obrolkan Jurnalis, Independensi, dan Bisnis di Harian Disway
Langkah itu diharapkan bisa mengimbangi angka pensiun profesor ITS sekaligus meningkatkan kapasitas riset.
Bambang juga mendorong profesor aktif menarik pendanaan eksternal. Jika setiap profesor bisa menarik dana riset Rp 200-250 juta dari luar, totalnya akan sangat signifikan.