BACA JUGA: PP Muhammadiyah Resmi Tetapkan 1 Ramadan dan 1 Syawal 1446 H, Simak Tanggalnya!
Proses pembuatannya dilakukan secara gotong royong oleh warga, yang menambah nilai kebersamaan dalam tradisi ini.Setelah meriam siap, karbit dimasukkan ke dalamnya dan dicampur dengan air untuk menghasilkan gas asetilena.
Kemudian dinyalakan sehingga menghasilkan suara ledakan yang menggelegar. Perlombaan dentuman meriam antar kelompok di tepian Sungai Kapuas menjadi daya tarik tersendiri. Setiap kelompok berusaha menghasilkan suara terkeras dan terdalam.
Selain sebagai hiburan, tradisi ini menjadi simbol kebanggaan lokal dan identitas masyarakat Pontianak. Tak hanya menarik bagi warga setempat, Meriam Karbit juga menjadi daya tarik wisata yang mengundang pengunjung dari berbagai daerah.
BACA JUGA: Catat! Ini Kegiatan Siswa Surabaya saat Libur dan Masuk Sekolah selama Ramadan
Banyak wisatawan datang untuk menyaksikan langsung kemeriahan perayaan ini dan merasakan nuansa Ramadan yang khas di Pontianak. Meriam karbit bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga aset budaya yang terus dilestarikan demi menjaga warisan leluhur dan memperkuat ikatan sosial masyarakat.
6. Ramadan Cannon di Turki dan Lebanon
Ramadan Cannon yang dinantikan setiap sore selama bulan Ramadan. --Freepik
Beberapa kota seperti Istanbul di Turki dan Beirut di Lebanon masih mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari budaya Ramadan yang kaya akan sejarah. Setiap menjelang waktu berbuka, meriam ditembakkan dari lokasi-lokasi tertentu.
Seperti bukit atau kawasan bersejarah, sehingga suaranya dapat terdengar oleh banyak orang. Tradisi ini bermula pada masa Kekhalifahan Ottoman ketika Sultan memerintahkan penembakan meriam sebagai penanda berbuka puasa.
BACA JUGA: Tradisi Idulfitri yang unik di Seluruh Dunia
Terutama bagi masyarakat yang tinggal jauh dari masjid dan tidak dapat mendengar azan dengan jelas. Dari sana, kebiasaan ini menyebar ke berbagai wilayah yang pernah berada di bawah kekuasaan Ottoman, termasuk beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Hingga kini, suara dentuman meriam tidak hanya menjadi penanda waktu berbuka, tetapi juga menciptakan suasana khas Ramadan yang penuh nostalgia. Bagi masyarakat setempat, suara ini membangkitkan kenangan masa kecil dan mempererat ikatan budaya antar generasi.
Di beberapa kota, prosesi penembakan meriam menjadi acara yang dinantikan setiap sore selama Ramadan. Wisatawan pun tertarik untuk menyaksikan tradisi ini sebagai bagian dari pengalaman budaya yang unik.
BACA JUGA: Bulog Siapkan 2 Juta Ton Beras khusus Ramadan
Mereka sering berkumpul di lokasi tertentu untuk melihat langsung bagaimana meriam ditembakkan dan merasakan euforia yang menyertainya. Meskipun dunia telah berkembang dengan teknologi modern, keberadaan tradisi meriam Ramadan tetap dijaga.
Sebab meriam Ramadan adalah warisan budaya yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga pengingat akan kebersamaan dan semangat Ramadan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.