HARIAN DISWAY - Ubisoft, raksasa industri game asal Prancis, bersiap meluncurkan Assassin's Creed Shadows pada 20 Maret mendatang.
Meski perjalanan menuju perilisan penuh liku, perusahaan ini optimis dengan pencapaian pre-order yang diklaim sebanding dengan Assassin's Creed Odyssey, salah satu entri tersukses dalam franchise tersebut.
Awalnya dijadwalkan rilis pada November tahun lalu, Assassin's Creed Shadows mengalami beberapa kali penundaan hingga menetapkan tanggal rilis final pada 20 Maret 2025.
Penundaan itu menimbulkan kekhawatiran di kalangan penggemar, terutama mengingat beberapa kontroversi yang menyertai pengembangannya.
Salah satunya adalah permintaan maaf dari tim pengembang atas ketidakakuratan dalam penggambaran Jepang dan penggunaan bendera kelompok rekonstruksi sejarah tanpa izin.
Selain itu, patung koleksi yang dirilis oleh PureArts ditarik dari penjualan karena desainnya dianggap tidak sensitif.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, CEO Ubisoft, Yves Guillemot, tetap menunjukkan keyakinannya. Dalam laporan keuangan terbaru, ia menyatakan bahwa pre-order untuk Assassin's Creed Shadows berjalan dengan baik, sebanding dengan Assassin's Creed Odyssey, entri kedua tersukses dalam franchise tersebut.
BACA JUGA:Assassin's Creed Shadows, Antara Kontroversi dan Masa Depan Ubisoft
BACA JUGA:Sejarah Baru! Soundtrack Game Assassin’s Creed Raih Grammy
Digadang-gadang menjadi pembalik keadaan, Assassin's Creed Shadow malah flop. --gamesradar
Guillemot menambahkan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah memastikan peluncuran Assassin's Creed Shadows berjalan lancar pada 20 Maret.
Ulasan awal memberikan pujian terhadap narasi dan pengalaman imersif yang ditawarkan, terutama melalui pendekatan dua protagonis yang saling melengkapi dalam gameplay.
Assassin's Creed Shadows membawa pemain ke Jepang feodal abad ke-16, khususnya periode Sengoku yang penuh gejolak. Pemain akan mengikuti kisah Naoe, seorang shinobi, dan Yasuke, seorang samurai, saat mereka menavigasi perang klan yang kacau.
Ubisoft menjanjikan dunia terbuka yang kaya dengan detail, memungkinkan pemain untuk menjelajahi lingkungan yang dinamis dengan perubahan musim yang memengaruhi gameplay.
Ubisoft telah mengungkapkan beberapa peningkatan dalam mekanika permainan untuk Assassin's Creed Shadows.
Salah satunya adalah sistem stealth yang ditingkatkan, memungkinkan pemain untuk bersembunyi di bayangan dan menggunakan lingkungan sekitar untuk keuntungan taktis.
Belum selesai dengan kontroversinya Assassins Creed Shadows kena backlash lagi. --techsport
Selain itu, pemain kini dapat merangkak di tanah, memasuki air dangkal dengan menggunakan bambu untuk bernapas, dan memanfaatkan berbagai senjata historis seperti katana, shuriken, dan kusarigama.
Di balik optimisme terhadap Assassin's Creed Shadows, Ubisoft menghadapi tantangan finansial yang signifikan. Perusahaan melaporkan penurunan 52% dalam pemesanan bersih untuk kuartal ketiga, mencapai 301,8 juta euro, sesuai dengan panduan yang direvisi.
BACA JUGA:Take-Two Hadapi Tantangan Rilis Game GTA 6 dan Borderland 4 Pada 2025
BACA JUGA:Kingdom Come: Deliverance 2, Evolusi Game jadi Lebih Realistis
Meskipun demikian, Ubisoft menegaskan kembali target keuangan untuk tahun fiskal 2024-25, dengan harapan pemesanan bersih sekitar 1,9 miliar euro dan pendapatan operasional non-IFRS yang seimbang. Perusahaan mengantisipasi pemulihan pada kuartal keempat, didorong oleh peluncuran Assassin's Creed Shadows.
Dengan latar Jepang feodal yang telah lama dinantikan oleh penggemar, Assassin's Creed Shadows diharapkan dapat mengembalikan kejayaan franchise ini. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi pengembangan maupun finansial.
Ubisoft menunjukkan tekad untuk memberikan pengalaman bermain yang mendalam dan memuaskan. Hanya waktu yang akan menjawab apakah upaya ini akan membuahkan hasil yang diharapkan. (*)