BACA JUGA: Menerapkan Wonyoungism dalam Gaya Hidup Sehari-hari, Tren Kecantikan Viral di Kalangan K-Pop
Dengan menjalani no-buy year, individu tidak hanya belajar mengelola keuangan dengan lebih bijak. Tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengenal diri sendiri lebih dalam.
Mereka mulai memahami bahwa kebahagiaan tidak selalu bergantung pada kepemilikan barang-barang materi. Melainkan pada pengalaman, hubungan, dan pengembangan diri.
Pada akhirnya, tren itu menginspirasi banyak orang untuk mencari keseimbangan antara kebutuhan finansial dan kualitas hidup yang lebih bermakna.
BACA JUGA: Ziryab, si Burung Hitam Pencipta Gaya Hidup Modern
Secara keseluruhan, no-buy year merupakan sebuah eksperimen sosial dan keuangan. Itu mengajak masyarakat untuk berpikir ulang mengenai apa yang sebenarnya penting dalam hidup.
Di tengah godaan konsumsi yang terus menerus, tantangan itu memberikan peluang untuk meraih kehidupan yang lebih sederhana, terkendali, dan berkelanjutan.
Dengan disiplin, perencanaan matang, dan dukungan komunitas, no-buy year dapat menjadi momentum untuk mengubah kebiasaan hidup menuju masa depan yang lebih cerah dan seimbang. (*)
*) Mahasiswa magang dari prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka Surabaya.