HARIAN DISWAY - Masa balita adalah periode emas dalam perkembangan anak. Pada usia ini, otak berkembang dengan pesat, menyerap pengalaman dan membentuk ingatan yang dapat bertahan hingga dewasa.
Sayang, tidak semua pengalaman yang terekam membawa dampak positif. Pola asuh yang buruk, terutama yang melibatkan kekerasan fisik maupun emosional, dapat menimbulkan trauma berkepanjangan.
Efeknya, di masa depan anak mungkin akan sulit menjalin hubungan yang sehat, bahkan dengan orang tua mereka sendiri. Sejak bayi, anak mulai mengembangkan ingatan eksplisit dan implisit.
BACA JUGA: Pentingnya Belajar Parenting Sebelum Menikah, Bangun Fondasi Keluarga Bahagia
Ingatan eksplisit berhubungan dengan fakta dan peristiwa yang bisa diingat secara sadar, sedangkan ingatan implisit berkaitan dengan emosi dan kebiasaan. Ada penelitian Harvard University’s Center on the Developing Child tentang itu.
Bahwa otak anak mengalami perkembangan yang sangat dinamis melalui proses yang dikenal sebagai neuroplastisitas. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk membentuk, mengubah, dan menguatkan koneksi antar neuron berdasarkan pengalaman yang dialami anak.
Secara sederhana, setiap interaksi baik berupa pelukan hangat, tawa riang, maupun teguran keras memiliki potensi untuk mempengaruhi struktur dan fungsi otak secara signifikan.
BACA JUGA: Menjaga Keharmonisan dalam Dinamika Keluarga
Interaksi positif seperti kehangatan dan dukungan emosional dari orang tua membantu memperkuat jalur neural yang mendukung proses belajar, regulasi emosi, dan perkembangan kognitif.
Sebaliknya, pengalaman negatif yang berlangsung terus-menerus tanpa adanya dukungan atau perbaikan dapat menimbulkan kondisi yang dikenal sebagai toxic stress.
Toxic stress ini dapat mengganggu pembentukan sinapsis yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan risiko anak mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD) di kemudian hari.
Trauma masa kecil dapat berdampak jangka panjang. Penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih. --Pinterest
Trauma yang dialami sejak dini dapat memiliki konsekuensi serius. Beberapa dampak yang umum terjadi antara lain:
Gangguan kepercayaan diri – Anak yang tumbuh dengan sering dihina atau diabaikan cenderung memiliki konsep diri yang buruk.
Kesulitan membangun hubungan sosial – Mereka mungkin sulit mempercayai orang lain, termasuk dalam hubungan pertemanan dan pekerjaan.