BACA JUGA: Program Makanan Bergizi; Perspektif Filsafat Marxisme dalam Kebijakan Pangan
Konsep Pedoman Gizi Seimbang lebih mengutamakan porsi kandungan gizinya dan susunan makanan sehari-hari. Misalnya, porsi kandungan karbohidrat, protein nabati, protein hewani, lemak, dan air mineral dalam makanan yang dikonsumsi selama sehari.
Dalam hal ini, susu bukan lagi menjadi penyempurna seperti dulu. Sehingga, makanan lain yang kandungan gizinya setara dengan susu pun bisa menggantikannya. Asal, ada kandungan protein dan mineral yang cukup.
Pedoman Gizi Seimbang lebih mengutamakan pola hidup sehat, seperti minum air mineral 8 gelas atau 2 liter per hari, berolahraga, dan menjaga kebersihan. Sehingga, kesehatan tubuh tetap terjaga dengan baik.
BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Nasionalisme yang Memberdayakan Sumber Pangan Lokal
Adanya perkembangan ilmu gizi yang sudah jauh berbeda ini tentunya tidak lepas dari jasa Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo yang waktu itu membina kader gizi di Indonesia. LMR adalah lembaga yang pertama kali mencetuskan Hari Gizi Nasional Indonesia sekitar 1960-an.
Kemudian, Direktorat Gizi Masyarakat melanjutkan program gizi tersebut pada 1970-an sampai saat ini. Dengan adanya peringatan Hari Gizi Nasional Indonesia, harapannya masyarakat Indonesia sekarang tidak perlu lagi memperhatikan konsep 4 sehat 5 sempurna. Tetapi, lebih mengutamakan Pedoman Gizi Seimbang. (*)