Pemasyarakatan di LP ternyata diwujudkan, seperti kata Siskaeee: merajut, melukis, menulis. Merajut membikin keset, bordir, dan sejenisnya. Tujuannya, setelah bebas kelak, mereka bisa merajut benang, tapi sesungguhnya mereka kesulitan untuk merajut kehidupan.
Dikutip dari Verywell Mind, 28 Januari 2024, berjudul Mental Health Effects Facing Recently Released Prisoners, diulas soal solusinya. Naskah itu mengutip hasil riset Robert Morgan, ketua dan profesor di Departemen Ilmu Psikologi dan direktur Institut Ilmu Forensik di Texas Tech University, AS.
Morgan: ”Jika ingin mantan narapidana berkembang, kita tidak bisa mengucilkan mereka. Sebab, tujuan pemenjaraan memasyarakatkan penghuninya. Ketika mereka menjadi anggota masyarakat kelak, bisa berfungsi seperti orang normal. Mereka diharapkan bisa berkontribusi dan cenderung tidak mengulangi tindak pidana.”
Pihak berwenang harus mempermudah mantan narapidana untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang mempromosikan perilaku sehat.
Transisi dari penjara ke rehabilitasi memerlukan perubahan berkelanjutan dari tingkat nasional sampai lokal. Di AS banyak penyedia layanan yang menawarkan perumahan sementara, program pembebasan bersyarat, manajemen kasus, sistem perawatan kesehatan, dan pihak penjara bekerja mendukung mantan narapidana.
Menurut Morgan, sistem penjara AS kini lebih bersifat menghukum. Kurang fokus pada kesehatan mental atau rehabilitasi napi, sebelum mereka bebas kelak.
Kondisi itu tak beda dengan di Indonesia. Cuma, kondisi penjara di sana lebih bersih daripada di sini.
Bisa digambarkan begini: Burung yang semula hidup di habitatnya kemudian ditangkap, dikurung. Pasti stres. Lama-lama si burung akan menyesuaikan diri dengan kondisi dalam kurungan. Diberi makan. Lambat, tapi pasti mereka bisa menyesuaikan diri.
Setelah napi sudah ”nyaman” di dalam kurungan, tiba saatnya untuk dibebaskan. Kembali ke habitatnya. Akibatnya, mereka terguncang psikologis lagi. Mereka memang gembira. Tapi, bakal kesulitan untuk mencari makan. Karena berbagai hal. Antara lain, faktor masyarakat yang merendahkan martabat mereka.
Siskaeee sangat mungkin bakal kembali jadi youtuber. Itulah jalan yang sudah dia kenal. Sudah membesarkan namanyi selama ini. Tapi, dia sudah merasa lola. Dia juga bakal menghadapi cemooh masyarakat. Seperti akhir lirik lagu Ebiet itu:
Apakah bila terlanjur salah
akan tetap dianggap salah
Tak ada waktu lagi benahi diri
Tak ada tempat lagi untuk kembali. (*)