Penulis, konsultan politik, intelektual, sastrawan, wirausahawan, dan peneliti Denny J. A. percaya bahwa inovasi akan mengantarkan kesuksesan seseorang. “Berinovasilah terus. Artinya selalulah beride, bergagasan atau selalu berpraktik sampai menghasilkan objek tertentu yang dianggap hal baru bagi yang memakainya,” kata pendiri dan direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA itu. Pepatah Tiongkok menyebut itu sebagai ”独辟蹊径” (dú pì xī jìng): menciptakan hal baru.
Soal inovasi, yang termutakhir yang dilakukan Denny adalah dalam dunia sastra. Hingga ia melahirkan apa yang dinamakan puisi esai. “Puisi esai bukan sekadar karya sastra. Ia adalah cermin reflektif yang mengajak pembaca untuk merenung dan merasakan denyut kehidupan yang sering terabaikan,” terang ketua umum Asosiasi Konsultan Politik Indonesia (AKPI) itu.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ndindy Indiyati Seniman Teater, Anggota Bengkel Muda Surabaya: Zi Li Geng Sheng
Terkait puisi esai itu, Denny dikenal sebagai pelopornya. Sebuah genre sastra yang memadukan estetika puisi dengan kedalaman esai, membahas isu-isu sosial, hak asasi manusia, dan ketidakadilan. “Saya percaya bahwa inovasi dalam budaya dan literasi adalah titik balik peradaban. Tatkala budaya dan literasi berinovasi, peradaban menemukan sayapnya untuk terbang lebih tinggi,” lanjutnya.
Berkat inovasinya itulah, pria kelahiran 4 Januari 1963 itu menerima penghargaan di bidang inovasi budaya dan sastra di House of Lords, London. Dalam sebuah acara yang penuh prestise di House of Lords, Istana Westminster, London, Denny dianugerahi Global Power Leader 2025 dalam kategori Exemplary Leader of the Year in Cultural and Literary Innovation.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Dwi Rachmawati Proboningrum, Influencer: Jin Xin Jie Li
Penghargaan ini diberikan oleh White Page International. Yakni lembaga global yang mengakui para pemimpin inspiratif dari berbagai sektor, mulai dari bisnis, kebudayaan, hingga inovasi sosial. Acara ini bertujuan untuk merayakan individu-individu yang memberikan dampak luas bagi masyarakat dunia. Hadir 120 delegasi dari 18-20 negara yang turut menyaksikan penganugerahan dalam edisi ke-14 dari Global Power Leader Conclave.
Denny, intelektual dan inovator di bidang sastra serta kebudayaan, tidak dapat hadir secara langsung dalam upacara ini. Namun, dua putranya, Rafi Denny dan Ramy Denny, yang saat ini menempuh pendidikan S2 di London, hadir menerima penghargaan tersebut atas nama ayahnya yang bernama lengkap Denny Januar Ali.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Devi Indriawan Vokalis Band Klantink: Cheng Ren Bu Zi Zai, Zi Zai Bu Cheng Ren
Dalam pidato tertulisnya yang dibacakan dalam acara itu, Denny menyampaikan rasa terima kasih dan refleksi mendalam mengenai peran inovasi dalam budaya dan literasi. “Sejarah mencatat bahwa sejak lahirnya tulisan di Mesopotamia, revolusi cetak oleh Gutenberg, hingga era artificial intelligence, inovasi selalu menjadi pilar peradaban. Saya merasa terhormat menerima penghargaan ini dan bersyukur bisa berkontribusi dalam perjalanan budaya dan literasi Indonesia,” katanya.
Denny juga menyoroti perjalanan puisi esai yang kini telah berkembang melintasi batas Indonesia dan menjadi bagian dari gerakan sastra di kawasan ASEAN. Hingga kini, gerakan puisi esai telah menyelenggarakan Festival Puisi Esai selama empat tahun berturut-turut; menerbitkan lebih dari 200 buku; dan mendapatkan dukungan dana abadi untuk memastikan kesinambungannya di masa depan.
Penghargaan itu makin memperkokoh posisi Denny sebagai pemimpin pemikiran dalam inovasi budaya dan sastra dan membawa nama Indonesia ke panggung global. “Teruslah berinovasi agar hidup terus berlanjut dan bermanfaat bagi manusia,” tegasnya. (Heti Palestina Yunani)