Fenomena Mendadak Religius Saat Ramadan: Tren Positif atau Musiman?

Selasa 11-03-2025,12:00 WIB
Reporter : Pingki Maharani*
Editor : Heti Palestina Yunani

Meskipun awalnya hanya mengikuti tren, banyak orang yang akhirnya menyadari manfaat dari ibadah yang lebih rutin. Tadarus Al-Qur’an, shalat berjamaah, atau sedekah yang dilakukan selama Ramadan bisa menjadi awal dari kebiasaan baik yang berlanjut setelah bulan suci berakhir.

Momen Evaluasi Diri

Ramadan sering menjadi titik balik bagi seseorang untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Bahkan jika perubahan ini tidak bertahan lama, setidaknya ada kesadaran untuk kembali ke jalan yang lebih baik.

Meningkatkan Solidaritas Sosial

Selain ibadah, Ramadan juga identik dengan berbagi dan membantu sesama. Banyak yang lebih dermawan di bulan ini, baik dalam bentuk sedekah maupun kegiatan sosial.

BACA JUGA: Ramadan dan Antropologi Rasa

Mempererat Hubungan Keluarga dan Komunitas

Kegiatan keagamaan yang meningkat selama Ramadan sering kali menjadi momen berkumpulnya keluarga dan komunitas dalam suasana yang lebih harmonis.

Meskipun memiliki sisi positif, fenomena mendadak religius juga menghadapi kritik. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga konsistensi ibadah setelah Ramadan berlalu.

Tidak sedikit yang kembali ke kebiasaan lama, meninggalkan shalat berjamaah, jarang membaca Al-Qur’an, atau tidak lagi aktif dalam kegiatan sosial. Beberapa alasan mengapa religiusitas Ramadan tidak selalu bertahan lama meliputi:


Masjid yang ramai dengan jamaah, menciptakan suasana keagamaan yang kental di bulan suci. --Pinterest

BACA JUGA: Ramadan, Momentum untuk Melawan Darurat Korupsi

Kurangnya kesadaran spiritual yang mendalam – Banyak yang melakukan ibadah lebih karena pengaruh lingkungan daripada kesadaran pribadi.

Tidak adanya dukungan pasca-Ramadan – Setelah Ramadan, suasana keagamaan berkurang, sehingga dorongan untuk terus beribadah juga melemah.

Kembali ke rutinitas harian – Kesibukan kerja dan aktivitas sehari-hari sering kali membuat seseorang kembali ke pola lama.

BACA JUGA: Mengatur Pola Hidup agar Ramadan Lebih Nyaman

Kategori :