Bagaimana makna emansipasi dan peran Kartini menurut gen Z? - freepik - Freepik
Sekolah menjadi wadah bagi gen Z untuk mengenal Raden Ajeng Kartini melalui peringatan Hari Kartini setiap 21 April. Responden yang menyatakan bahwa sekolah menjadi tempat terakhir kali merayakan Hari Kartini meraih persentase lebih banyak.
BACA JUGA: Bioskop Kampus 2024 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Bahas Sinematografi Film Kartini
BACA JUGA: Biografi R.A Kartini, Pahlawan Nasional Pejuang Emansipasi Wanita
“Rupanya, segala bentuk peringatan maupun perayaan yang sifatnya seremonial, seperti memakai baju adat pada tanggal 21 April atau perlombaan Hari Kartini, penting bagi generasi muda. Buktinya, hal-hal yang seremonial itulah yang justru membuat mereka selalu ingat pada RA Kartini dan ingat bahwa 21 April adalah Hari Kartini,” jelas Direktur StatsMe.
Meski begitu, nyatanya isu terkait kesetaraan gender masih menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Sebab, budaya patriarki yang mengakar kuat di lingkungan masyarakat berpotensi menjadi penghalang bagi pergerakan kesetaraan gender.
“Diperlukan partisipasi banyak pihak untuk mengubah hal tersebut. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama. Yang tidak kalah penting adalah konsisten dalam berupaya,” ungkap Lussi.
BACA JUGA: 5 Sikap RA Kartini yang Bisa Diteladani dan Diterapkan dalam Keseharian
Beberapa responden juga mengaku bahwa perbedaan pandangan terhadap wanita dan pria dalam karier juga menjadi tantangan untuk menegakkan kesetaraan gender.
Misalnya, dalam hal promosi jabatan, penghasilan, sampai adanya anggapan bahwa perempuan tidak mumpuni bekerja di beberapa bidang. Kesenjangan tersebut menyebabkan perempuan harus bekerja lebih keras agar bisa mendapatkan pengakuan dan posisi yang sama seperti laki-laki.
Melalui perayaan Hari Kartini pada 21 April, mari tingkatkan kesadaran tentang pentingnya peran emansipasi pada kehidupan masa kini agar tercipta kesetaraan gender dan semua orang bisa mendapatkan kesempatan yang sama. (*)