Pakaian sebagai Cerminan Diri, Tak Sekadar Tuntutan Sosial

Senin 21-04-2025,20:45 WIB
Reporter : Adinda Septia Salsabillah*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

HARIAN DISWAY - Dalam berpakaian, kita cenderung memilih pakaian bukan hanya karena fungsinya.

Pilihan warna, model, hingga merek kerap disebut sebagai cerminan kepribadian seseorang.

Namun, seiring bertambahnya tuntutan sosial, sulit membedakan mana yang benar-benar diri kita dan mana yang sekadar bentuk penyesuaian.

BACA JUGA:Cheongsam dan Changshan: Pesona Busana Tradisional Tionghoa di Hari Imlek

Pernahkah kita merasa tak nyaman dengan pakaian yang sebenarnya kita pilih sendiri?

Mungkin karena terlalu formal, terlalu mencolok, atau justru terlalu berbeda dari lingkungan sekitar.

Hal itu bisa menjadi tanda bahwa pilihan kita tak sepenuhnya berasal dari preferensi pribadi. Melainkan dorongan untuk diterima oleh orang lain. 

BACA JUGA:Beragam Bentuk Tubuh Wanita dan Kecocokan Busana

Banyak teori menyebutkan bahwa pakaian adalah sebagai bentuk identitas diri. Warna-warna cerah dikaitkan dengan kepribadian terbuka.

Sementara gaya minimalis sering dianggap mewakili pribadi yang tenang. Dan bisa jadi seseorang memilih warna netral bukan karena ia pendiam. Melainkan karena takut dinilai terlalu mencolok.

Dalam praktiknya, banyak orang secara tidak sadar menyusun isi lemari berdasarkan opini luar.

BACA JUGA:Busana Luluk Terinspirasi Sosok Ratu Kencono Wungu, Pemimpin Perempuan Terakhir Kerajaan Majapahit

Mereka memilih pakaian yang aman agar tidak mengundang komentar atau pandangan buruk dari lingkungan sekitar.

Akibatnya, keberagaman ekspresi pribadi lewat busana menjadi semakin terbatas dan semakin samar.

Hal itu diperkuat oleh budaya populer yang kerap mengaitkan penampilan dengan nilai seseorang.

Kategori :