Santo Petrus, Kisah Paus Pertama yang Menyangkal Yesus hingga Wafat sebagai Martir

Rabu 23-04-2025,09:00 WIB
Reporter : Khoirun Nisa'i Astutik*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Tapi kala itu Yesus bersabda bahwa Petrus akan menyangkal dirinya tiga kali sebelum ayam jantan berkokok.

Sabda itu menjadi kenyataan. Ketika Yesus ditangkap, Petrus mengikuti dari kejauhan. Lalu menyangkal bahwa ia mengenal gurunya sebanyak tiga kali.

BACA JUGA:Paus Fransiskus dan Sepak Bola, Cinta untuk San Lorenzo

Setelah ayam berkokok, ia teringat perkataan Yesus. Ia pun pergi dan menangis dengan penuh penyesalan. Penyesalan itu menjadi awal pemulihan bagi dirinya.

Setelah kebangkitan-Nya, Yesus bertanya tiga kali kepada Petrus,Apakah engkau mengasihi Aku?” Petrus pun menjawab, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu. Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.”

Dengan lembut Yesus berkata, “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Yesus mengatakan kepada Petrus untuk menjadi garam dan terang dunia bagi masyarakat. Sebab, Ia akan naik ke surga. Yesus menetapkan Petrus sebagai pemimpin para pengikut-Nya.

BACA JUGA:Tahapan Mendapat Gelar Santo dalam Katolik, Paus Fransiskus pun Bisa Jadi Santo

Setelah turunnya Roh Kudus, Petrus tampil sebagai pemimpin yang berani. Ia berkhotbah di depan banyak orang, menyembuhkan yang sakit, dan menyampaikan Injil dengan penuh keyakinan.

Dalam Kisah Para Rasul, Petrus digambarkan sebagai pemimpin Gereja di Yerusalem. Ia mengambil banyak keputusan penting dalam masa awal Kekristenan.

Petrus menjalani pelayanannya dengan penuh tantangan. Ia menghadapi penolakan, penganiayaan, bahkan ancaman kematian. Namun ia tetap setia.

BACA JUGA:Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Vatikan Sebut Stroke dan Gagal Jantung sebagai Penyebab

Surat-surat yang ditulisnya menunjukkan kebijaksanaan dan kasih yang besar kepada umat. Ia terus mendorong umat untuk bertahan dalam iman. Meski berada dalam penderitaan.

Di akhir hidupnya, Petrus pergi ke Roma untuk melanjutkan pewartaan Injil. Di sana, ia berkarya sampai masa pemerintahan Kaisar Nero. Petrus akhirnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.

Petrus minta agar ia disalibkan dengan kepalanya di bawah. Sebab, ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Permintaannya dikabulkan. Ia wafat sebagai martir. Cara kematiannya mencerminkan kerendahan hati dan kesetiaan sejati.

BACA JUGA:Wafat di Usia 88 Tahun, Paskah Jadi Kemunculan Terakhir Paus Fransiskus

Hingga kini, Petrus dikenang bukan karena kesempurnaannya. Tetapi karena pertobatannya. Ia jatuh, namun bangkit. Ia pernah gagal, namun tetap menjalani panggilan hidupnya.

Kategori :