Disway Business Adventure Hari Kedua: Terkesan Robotaxi dan Pabrik Baja Raksasa

Rabu 23-04-2025,06:00 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Retna Christa

"Soalnya dia taat aturan lalu lintas banget. Di lampu merah, berhenti di belakang mobil lain saja jaga jarak 2 meter," kata Rupii.


Disway Business Adventure Hari Kedua: terkesan Robotaxi dan pabrik baja raksasa. Foto: Jason Chan (kiri) menjelaskan cara kerja robotaxi Apollo Go kepada peserta DBA. -Retna Christa-Harian Disway-

"Tadi juga sempat hendak menyalip truk. Ia maju, mundur, perhitungkan space. Ketika dirasa kurang ruang, nggak jadi nyelip. Itu kalau supirnya manusia sudah diterabas," komentar pensiunan dokter tersebut, lantas tertawa.

Setelah menikmati makan siang yang lezat di sebuah resto barbecue, peserta diajak ke Wuhan Iron & Steel Corporation. Sebuah pabrik besi dan baja pertama sekaligus terbesar di Tiongkok. Luas areanya mencapai 21 kilometer persegi.

BACA JUGA:Harian Disway Business Match: Pengusaha Tiongkok Pamerkan Inovasi Teknologi Perumahan di REI Jatim

BACA JUGA:Catatan dari Business Matching Forum Pengusaha Tiongkok ke Surabaya (1): Incar Harga tanpa Distributor

Pabrik itu berdiri pada 1958. Beberapa tahun setelah pendiri republik, Mao Zedong, mengumumkan bahwa Tiongkok harus punya pabrik besi sendiri. Karena besi adalah fondasi dari seluruh industri berat.

"Saya malu menyebut Tiongkok sebagai negara kalau tidak punya pabrik besi," kata Ketua Mao saat itu.


Disway Business Adventure Hari Kedua: terkesan Robotaxi dan pabrik baja raksasa. Foto: Mirawati (kanan) menjelaskan cara kerja mesin pelebur bijih besi kepada anaknya, Nickel. -Retna Christa-Harian Disway-

Maka, pada 13 September 1958, pabrik itu kali pertama beroperasi. Sebuah mesin pelebur bijih besi yang pertama memproduksi besi di Tiongkok, masih tersimpan rapi sebagai monumen.

Para peserta DBA Vol. 2 diajak ke hall besar tempat mesin itu berada, lengkap dengan podium kecil tempat Mao Zedong meresmikan pabrik.

BACA JUGA:Catatan dari Business Matching Forum Pengusaha Tiongkok ke Surabaya (2-habis): Temukan Potensi di Depo bangunan dan Mitra 10

BACA JUGA:Zurich Jadi Travel Insurance Partner Disway Business Adventures

Mirawati Lestari Slamet paling bersemangat melihat-lihat semua proses di pabrik tersebut. Maklum, itu adalah bidang pekerjaannya. Dulu, dia bekerja di pengeboran minyak. Sekarang, dia menjadi pengusaha. Masih di bidang migas, namun sebagai supplier alat.

"Saya malah baru lihat mesin-mesin yang memproses iron itu di sini. Waktu kuliah nggak pernah lihat," ucap lulusan Ilmu Material ITB tersebut. "Kata anak saya, 'Mama kayak Willy Wonka di pabrik cokelat.' Kelihatan girang banget," lanjutnya, lantas tertawa.

Usai mengunjungi dua perusahaan yang luar biasa itu, peserta makan malam. Lalu naik kapal pesiar menyusuri Sungai Yangtze. Menyaksikan gedung-gedung megah di kanan kiri sungai yang dihiasi atraksi lampu. Cantik sekali.

Kategori :