Konklaf, Tradisi Tertutup Pemilihan Paus yang Terjadi di Balik Pintu Vatikan

Rabu 30-04-2025,06:00 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Taufiqur Rahman

Hanya para kardinal pemilih yang boleh berada di dalam Kapel Sistina selama pemungutan suara, meskipun sejumlah petugas seperti dokter, asisten rohani, dan staf kebersihan diizinkan masuk pada waktu tertentu.

BACA JUGA:Conclave sebagai Proses Pemilihan Paus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik

Setelah terpilih, kandidat yang menerima jabatan Paus akan ditanya oleh Dekan Kardinal apakah ia bersedia mengemban tugas tersebut. 


“Ruang Air Mata”, sebuah ruangan kecil di sebelah Kapel Sistina, dengan jubah Paus berikutnya yang dipajang dalam tiga ukuran berbeda, sebelum dimulainya konklaf pada 12 Maret 2013. Para kardinal Katolik sepakat untuk memulai konklaf pada 7 Mei 2025.--Osservatore Romano / AFP

Jika menjawab ya, ia akan memilih nama kepausannya. Ia kemudian mengenakan jubah putih Paus di sebuah ruangan khusus yang disebut “Ruangan Air Mata” dan tampil untuk pertama kalinya di balkon Basilika Santo Petrus.

Tradisi ini mencapai puncaknya ketika seorang kardinal senior mengumumkan kepada dunia: “Habemus Papam!” yang berarti “Kita punya Paus!”

BACA JUGA:Paus Fransiskus Wafat, Berikut Nama-Nama Kandidat Kuat Penggantinya

Konklaf bukan sekadar proses pemilihan pemimpin agama, tetapi juga peristiwa spiritual dan politis yang mencerminkan arah baru Gereja Katolik. 

Melalui konklaf, dunia menyaksikan bagaimana Gereja memilih wajah dan visi barunya untuk masa depan 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

*) Mahasiswa magang dari prodi Sastra Inggris, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kategori :